Apa itu Monero? Mata Uang Kripto yang Dipakai Hacker Peretas PDNS


Ilustrasi Hacker 2

Ilustrasi Hacker 2

Belakangan ini, nama Monero mencuat di berbagai pemberitaan setelah digunakan oleh kelompok hacker Brain Cipher dalam serangan terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Hacker ini mencantumkan tautan dompet digital Monero untuk menerima sumbangan, yang mereka umumkan melalui laman mereka di dark web. Fenomena ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai apa itu Monero dan mengapa mata uang kripto ini menjadi pilihan utama bagi para hacker.

Latar Belakang Serangan terhadap PDNS

Pada tanggal 17 Juni 2024, PDNS yang merupakan bagian dari proyek Pusat Data Nasional (PDN) diserang oleh ransomware LockBit 3.0 yang dioperasikan oleh kelompok Brain Cipher. Serangan ini mengakibatkan gangguan besar pada sejumlah layanan instansi pemerintah pada 20 Juni 2024. Data yang tersimpan di PDNS terenkripsi dan tidak bisa diakses oleh pemerintah. Hacker Brain Cipher meminta tebusan sebesar 8 juta dolar AS (sekitar Rp 131 miliar) untuk memberikan kunci dekripsi, namun kemudian mereka memberikan kunci tersebut secara gratis.

Pada tanggal 1 Juli 2024 dan 3 Juli 2024, Brain Cipher mengumumkan pemberian kunci dekripsi secara gratis dan membuka donasi untuk publik dengan mencantumkan tautan dompet digital Monero. Hal ini memicu perhatian besar terhadap Monero sebagai mata uang kripto yang dipilih oleh para hacker untuk transaksi mereka.

Ilustrasi monero

 

Apa itu Monero?

Monero merupakan mata uang kripto berbasis teknologi blockchain yang transaksinya dibuat menggunakan kriptografi. Secara konsep, Monero sama seperti mata uang kripto lainnya, misalnya Bitcoin, Dogecoin, dan sebagainya. Namun, mata uang kripto yang dirilis dengan nama XMR pada 2014 itu punya sejumlah keunggulan dibanding mata uang kripto pada umumnya. Keunggulan ini secara khusus terletak pada privasi dalam transaksi.

Dikutip dari Investopedia, Monero adalah mata uang kripto privasi yang dirancang khusus untuk bisa menyembunyikan identitas pengguna dan detail transaksi mereka. Tidak seperti kebanyakan mata uang kripto, yang mana transaksi dapat dilihat secara publik di blockchain, mata uang privasi seperti Monero menggunakan berbagai teknologi kriptografi untuk menyembunyikan informasi pengirim dan penerima. Teknologinya juga dapat menutupi jumlah transaksi, sehingga transaksi atau aliran dana sulit dilacak dengan identitas pengguna yang tidak terlacak alias anonim.

 

Sejarah Monero Blockchain

Pada Juli 2018, dunia mata uang kripto mengalami terobosan besar dengan peluncuran Bytecoin, implementasi pertama dari protokol CryptoNote. CryptoNote menawarkan sebuah protokol aplikasi berlapis yang mendukung berbagai mata uang kripto, meskipun memiliki beberapa perbedaan mendasar dengan Bitcoin. Namun, perjalanan Bytecoin tidak mulus. Ketika 80% dari jumlah koin telah terdistribusi, berbagai masalah mulai muncul, yang akhirnya memicu keputusan untuk melakukan fork pada Bytecoin. Dari fork tersebut, lahirlah Bitmonero, yang kemudian berganti nama menjadi Monero, yang berarti koin dalam Bahasa Esperanto. 

Monero Blockchain memiliki keunikan tersendiri, dengan setiap blok baru ditambang dan ditambahkan ke rantai setiap dua menit. Proyek ini dipimpin oleh tim berisi tujuh orang pengembang, lima di antaranya memilih untuk tetap anonim. Dua pengembang yang mempublikasikan identitas mereka adalah David Latapie dan Riccardo Spagni, yang dikenal dengan nama "Fluffypony". Monero, yang bersifat open source, juga mendapatkan dukungan pendanaan dari komunitas umum, menandakan semangat kolaboratif dan transparansi dalam ekosistemnya.

 

Teknologi Kriptografi pada Monero

Untuk menyajikan privasi ini, Monero menggunakan berbagai teknologi kriptografi yang canggih. Teknologi-teknologi itu, misalnya Ring Signature, Stealth Addresses, dan Stealth Transactions.

  1. Ring Signature adalah teknologi kriptografi yang memungkinkan sekelompok orang untuk menandatangani pesan secara anonim. Teknologi ini dapat menyembunyikan siapa orang yang menjadi pengirim sebenarnya dari suatu transaksi karena tiap orang dalam jaringan harus menandatangani pesan. Tanda tangan yang dibubuhkan juga tidak mengungkapkan identitas anggota penandatangan. Teknologi ini membuat mustahil untuk mengidentifikasi pengirim sebenarnya. Untuk mengirim Monero, pengirim bakal terlebih dahulu memilih sekelompok calon penandatangan, termasuk dirinya sendiri. Setiap anggota jaringan penandatangan akan menghasilkan pasangan kunci unik untuk transaksi tersebut, yakni kunci privat dan kunci publik. Kunci privat akan digunakan untuk penandatanganan, sedangkan kunci publik digunakan untuk memverifikasi tanda tangan. Saat membuat transaksi, pengirim akan menandatanganinya menggunakan kunci pribadinya. Kemudian, memasukkan kunci publik dari semua anggota jaringan lainnya. Setiap anggota dapat memverifikasi transaksi dengan memeriksa tanda tangan dari semua kunci publik. Lantaran setiap orang dalam jaringan dapat membuat tanda tangan yang valid, akhirnya sangat sulit untuk menemukan siapa orang yang sebenarnya menandatangani transaksi.
  2. Stealth Addresses adalah alamat privasi yang tersusun secara unik untuk menerima transaksi. Alamat ini hanya berlaku satu kali tiap transaksi, sehingga menyulitkan untuk dibaca hubungan transaksinya. Saat pengguna mengirim Monero ke pengguna lain, dompet digital pengguna lain akan menghasilkan alamat privasi unik untuk menerimanya. Alamat ini berasal dari kunci publik penerima di jaringan, tetapi tidak terhubung langsung dengan mereka. Pengguna sebagai pengirim akan bertransaksi menggunakan alamat unik dari penerima itu. Setelah dana didapat penerima, alamat itu akan dihapus untuk mencegah digunakan transaksi kembali di masa datang.
  3. Stealth Transactions adalah teknologi yang dapat menyembunyikan berbagai informasi transaksi antara pengirim dan penerima. Stealth Transactions menambah lapisan privasi Monero dengan menyembunyikan informasi berapa banyak uang yang dikirim dalam setiap transaksi, sehingga menyulitkan untuk melacak jumlah aliran dananya. Teknologi ini membuat semacam pagar atas informasi jumlah transaksi, termasuk jumlah dana yang sebenarnya dikirim dan mencampur jumlah transaksi itu. Teknologi ini secara efektif dapat menyembunyikan rincian keuangan transaksi.

Teknologi yang digunakan Monero memang canggih dalam menjaga privasi pengguna. Akan tetapi, di sisi lain, teknologi privasi yang ditawarkan Monero banyak disalahgunakan oleh peretas untuk menjalankan transaksi ilegal.

 

Monero vs Bitcoin

Dalam dunia mata uang kripto yang semakin berkembang, Bitcoin dan Monero menonjol sebagai dua pemain utama dengan pendekatan yang sangat berbeda terhadap transparansi dan privasi. Keduanya menawarkan fitur unik yang menarik bagi berbagai jenis pengguna, namun perbedaan mendasar di antara keduanya membuat masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Perbedaan antara Bitcoin dan Monero adalah:

Bitcoin: Raja Transparansi

Bitcoin merupakan mata uang kripto pertama yang diluncurkan, dikenal dengan sistem blockchain yang sangat transparan. Blockchain Bitcoin berfungsi sebagai buku besar terbuka yang memungkinkan siapa saja untuk mengakses dan melihat riwayat transaksi yang terjadi. Setiap transaksi dicatat secara publik, yang membuat Bitcoin menjadi pilihan menarik bagi mereka yang menghargai transparansi dan keterbukaan. Selain itu, kemudahan akses dan penggunaan Bitcoin menjadikannya pilihan utama bagi banyak pengguna, baik yang berpengalaman maupun pemula dalam dunia kripto.

Monero: Jaminan Privasi

Di sisi lain, Monero hadir dengan pendekatan yang sangat berbeda. Monero dirancang dengan fokus utama pada privasi. Seluruh transaksi dalam Monero bersifat rahasia, melindungi identitas pengguna dan detail transaksi dari mata publik. Blockchain Monero menggunakan teknik kriptografi canggih untuk menyembunyikan informasi, menjadikannya pilihan yang menarik bagi mereka yang sangat menghargai anonimitas dan privasi dalam transaksi digital.

Namun, fitur privasi yang kuat ini datang dengan konsekuensi. Monero bisa menjadi lebih rumit untuk dipahami dan diakses oleh pemula. Tingkat kerumitan ini mungkin menjadi hambatan bagi sebagian orang yang ingin masuk ke dunia kripto dengan cepat dan mudah.

Keunggulan dan Kelemahan

Bitcoin, dengan sistem transparansinya, menawarkan kepercayaan dan keterbukaan yang tinggi. Pengguna dapat dengan mudah melacak dan memverifikasi transaksi, yang bisa menjadi penting dalam berbagai konteks, seperti audit dan keperluan hukum. Namun, transparansi ini juga berarti kurangnya privasi, karena setiap transaksi dapat dilihat oleh siapa saja.

Monero, di sisi lain, memberikan solusi bagi mereka yang menginginkan privasi total dalam transaksi mereka. Teknik seperti ring signatures dan stealth addresses digunakan untuk menyembunyikan informasi transaksi, menjadikannya hampir tidak mungkin untuk dilacak. Akan tetapi, kompleksitas teknis dan kurva pembelajaran yang lebih tinggi bisa menjadi tantangan bagi pengguna baru.

 

Mengapa Hacker Memilih Monero?

Monero telah menjadi favorit di kalangan hacker, mereka bahkan sampai meretas sistem komputasi perusahaan untuk dipakai menambang Monero, sebuah aktivitas yang juga dikenal sebagai crypto-jacking. Dikutip dari Analytics India Mag, pada 2018 dilaporkan lebih dari setengah juta komputer secara diam-diam menjalankan botnet (web skrip bot berbahaya) untuk menambang 9.000 Monero, yang saat itu bernilai 3,6 juta dollar AS (sekitar Rp 48 miliar). Dengan uang Monero yang didapatkan, para hacker bisa menggunakannya untuk bertransaksi di dark web tanpa harus takut terdeteksi identitasnya.

Terdapat dua alasan yang membuat hacker suka memakai Monero: kemudahan dalam pengumpulan dan privasi yang ditawarkan.

  1. Kemudahan Pengumpulan: Monero lebih mudah didapatkan karena tidak membutuhkan komputer dengan CPU yang canggih untuk menambang. Hacker hanya perlu meretas komputer biasa untuk menjalankan skrip penambangan Monero, yang dikenal sebagai crypto-jacking. Pada tahun 2018, lebih dari setengah juta komputer secara diam-diam menjalankan botnet untuk menambang sekitar 9.000 Monero yang bernilai sekitar 3,6 juta dolar AS (sekitar Rp 48 miliar).
  2. Privasi Transaksi: Monero menawarkan privasi tinggi dalam transaksi, sehingga sangat cocok untuk kegiatan ilegal. Dengan teknologi privasi canggih seperti Ring Signature, Stealth Addresses, dan Stealth Transactions, transaksi menggunakan Monero sulit dilacak. Informasi transaksi disembunyikan, membuat otoritas keamanan kesulitan untuk melacak identitas dan jumlah transaksi hacker.

Secara keseluruhan, Monero menawarkan privasi yang luar biasa dalam setiap transaksinya, membuatnya menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan anonimitas total, termasuk para hacker. Dengan berbagai teknologi kriptografi yang memastikan privasi, Monero menjadi alat yang sangat efektif bagi mereka yang ingin melakukan transaksi tanpa terdeteksi. Namun, di balik manfaatnya, penggunaan Monero oleh hacker menunjukkan sisi gelap dari teknologi privasi dalam mata uang kripto.


Bagikan artikel ini

Video Terkait