Apa Itu Zero Day Attack? Pengertian, Cara Kerja & Pencegahannya


Ilustrasi Hacker 3

Ilustrasi Hacker

Di era digital yang semakin maju ini, keamanan siber menjadi aspek penting yang tidak bisa diabaikan. Salah satu ancaman signifikan dalam dunia keamanan siber adalah zero day attack. Jenis serangan ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada sistem perangkat lunak karena memanfaatkan celah keamanan yang belum diketahui oleh pengembangnya. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu zero day attack, cara kerja, cara mengidentifikasinya, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi sistem dari serangan ini.

 

Apa Itu Zero Day Attack?

Zero day attack adalah serangan siber yang dilakukan dengan mengeksploitasi celah keamanan dalam perangkat lunak yang belum diketahui oleh pengembang atau penyedia perangkat lunak. Istilah zero day merujuk pada fakta bahwa serangan ini terjadi pada hari pertama setelah celah keamanan ditemukan, ketika tidak ada waktu bagi pengembang untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan kata lain, pengembang atau pengguna sistem memiliki waktu nol hari untuk mengatasi celah sebelum serangan terjadi.

Serangan ini sangat berbahaya karena pengembang belum memiliki kesempatan untuk memperbaiki kelemahan keamanan yang ada, sehingga hacker dapat mengeksploitasi celah tersebut untuk mencuri data, merusak sistem, atau melakukan tindakan berbahaya lainnya. Zero day attack dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk malware, eksploitasi jaringan, atau teknik sosial engineering.

 

Cara Kerja Zero Day Attack

Cyber security

Mari kita telusuri cara kerja zero day attack secara mendetail.

1. Penemuan Celah Keamanan

Langkah pertama dalam zero day attack adalah identifikasi celah keamanan pada perangkat lunak atau sistem yang digunakan oleh target. Peretas atau hacker biasanya akan mencari kelemahan dalam kode perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan. Celah ini bisa berupa bug, kekurangan dalam desain, atau kesalahan konfigurasi yang tidak disadari oleh pengembang perangkat lunak.

2. Pengembangan atau Pembelian Alat Serangan

Setelah menemukan celah, peretas akan membuat atau membeli kode eksploitasi dari dark web atau sumber lainnya. Kode ini dirancang untuk memanfaatkan kelemahan yang ditemukan dan memungkinkan peretas untuk mengakses, mencuri, atau merusak data pada sistem target. Alat eksploitasi ini bisa berupa malware, virus, atau skrip yang dirancang khusus untuk menembus sistem keamanan.

3. Teknik Penyebaran Malware

Untuk menyebarkan malware dan memanfaatkan celah, peretas sering menggunakan teknik seperti phishing atau social engineering. Teknik ini bertujuan untuk menipu korban agar mengakses file atau link yang mengandung malware. Phishing bisa dilakukan melalui email palsu, pesan teks, atau media sosial yang tampak sah namun berisi tautan atau lampiran berbahaya. Social engineering, di sisi lain, melibatkan manipulasi psikologis untuk mendapatkan akses ke informasi sensitif atau sistem.

Lebih lanjut, berikut adalah beberapa istilah utama dalam zero day yang perlu diketahui:

  1. Zero Day VulnerabilityZero day vulnerability adalah kelemahan atau celah keamanan dalam perangkat lunak yang belum ditemukan atau disadari oleh pengembangnya. Karena pengembang belum mengetahui adanya kelemahan ini, mereka belum memiliki patch atau solusi untuk mengatasinya. Kelemahan ini sering kali menjadi target utama bagi peretas, karena belum ada perlindungan yang diterapkan, membuatnya sangat rentan terhadap serangan. Dalam situasi ini, serangan memiliki peluang besar untuk sukses karena tidak ada sistem keamanan yang mengantisipasi celah tersebut.
  2. Zero Day ExploitZero day exploit adalah teknik atau kode yang digunakan oleh peretas untuk memanfaatkan zero day vulnerability. Exploit ini adalah cara peretas melakukan serangan terhadap perangkat lunak dengan memanfaatkan kelemahan yang belum diketahui oleh pengembang. Meskipun pengembang belum menyadari adanya kelemahan, peretas menggunakan exploit untuk mengeksploitasi celah dan memperoleh akses yang tidak sah ke sistem. Exploit ini bisa berupa malware, virus, atau skrip yang dirancang khusus untuk memanfaatkan kelemahan tersebut.
  3. Zero Day Attack: Zero day attack adalah keseluruhan proses serangan yang dilakukan dengan memanfaatkan zero day vulnerability. Dalam serangan ini, peretas mengidentifikasi kelemahan yang tidak diketahui oleh pengembang dan melancarkan serangan untuk meretas sistem atau perangkat lunak. Zero day attack merupakan kondisi di mana peretas dapat melakukan tindakan merusak atau mencuri data karena pengembang belum memiliki kesempatan untuk menangani kelemahan tersebut. Serangan ini bisa sangat merusak karena tidak ada perlindungan yang memadai pada saat itu.

 

Cara Mengidentifikasi Serangan Zero Day

Mengidentifikasi serangan zero day bisa sangat menantang karena sifatnya yang tersembunyi. Biasanya, serangan ini hanya terdeteksi setelah kerusakan terjadi. Namun, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan serangan zero day:

  1. Teknik Deteksi Berdasarkan Statistik: Metode ini melibatkan analisis data untuk mengidentifikasi pola atau anomali yang tidak biasa yang mungkin menunjukkan adanya serangan.
  2. Teknik Deteksi Berdasarkan Signature: Teknik ini mencari pola atau tanda-tanda spesifik dari serangan yang dikenal. Namun, karena zero day attack memanfaatkan celah yang belum diketahui, metode ini mungkin kurang efektif untuk mendeteksi serangan baru.
  3. Teknik Deteksi Berdasarkan Perilaku: Metode ini memantau aktivitas sistem untuk mendeteksi perilaku yang mencurigakan atau tidak biasa yang mungkin menunjukkan adanya eksploitasi.
  4. Teknik Hybrid: Menggabungkan berbagai metode deteksi untuk meningkatkan akurasi dan efektivitas dalam mengidentifikasi serangan zero day.

Deteksi zero day attack seringkali memerlukan waktu yang cukup lama. Rata-rata, zero day vulnerabilities dapat terdeteksi dalam waktu sekitar 312 hari setelah terjadinya serangan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki sistem deteksi yang canggih dan responsif.

 

Cara Menghindari Zero Day Attack

Cyber Security

Setelah memahami cara kerja dan identifikasi zero day attack, penting untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi sistem dari serangan ini:

  1. Penetration Testing: Penetration testing adalah proses di mana seorang profesional keamanan mencoba mensimulasikan serangan terhadap jaringan atau sistem untuk menemukan kelemahan sebelum peretas melakukannya. Dengan melakukan penetration testing secara rutin, organisasi dapat mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan dalam sistem mereka.
  2. Rutin Memperbarui Software: Selalu perbarui perangkat lunak dan sistem operasi ke versi terbaru. Pembaruan ini sering kali mencakup perbaikan keamanan yang dapat menutup celah yang mungkin dieksploitasi oleh peretas.
  3. Gunakan Aplikasi Sesuai Kebutuhan: Hindari menginstal aplikasi yang tidak diperlukan atau jarang digunakan. Aplikasi yang tidak aktif atau tidak diperlukan dapat meningkatkan risiko serangan karena sering kali mengandung kerentanan yang tidak ditangani.
  4. Menggunakan Firewall dan Antivirus: Implementasikan Web Application Firewall (WAF) untuk melindungi perangkat dari serangan siber. WAF dapat memblokir lalu lintas yang mencurigakan dan melindungi sistem dari ancaman yang diketahui. Selain itu, pastikan antivirus selalu diperbarui untuk mendeteksi dan menghapus malware.
  5. Hindari Situs yang Tidak Aman: Selalu pastikan situs yang diakses memiliki sertifikat SSL dan aman. Perhatikan logo gembok pada URL untuk memastikan situs tersebut terenkripsi dengan baik.

 

Contoh Kasus Zero Day Attack

Agar lebih memahami dampak dari zero day attack, berikut beberapa contoh kasus yang pernah terjadi:

  1. Zero Day Attack pada Google Chrome (2021): Pada tahun 2021, Google Chrome menghadapi serangan zero day yang serius, memaksa perusahaan untuk merilis pembaruan darurat. Kerentanan ini berasal dari bug di mesin JavaScript V8 yang digunakan pada browser Chrome. Mesin JavaScript V8 adalah komponen inti yang memungkinkan Chrome untuk menjalankan skrip JavaScript dengan cepat dan efisien. Ketika bug ini dieksploitasi oleh peretas, mereka bisa memanfaatkan kelemahan tersebut untuk mengeksekusi kode berbahaya, mengakses data sensitif, atau bahkan mengendalikan sistem korban.
  2. Zero Day Attack pada Zoom (2020): Platform Zoom, yang sangat populer selama pandemi COVID-19, juga menjadi target serangan zero day pada tahun 2020. Kerentanan ini memungkinkan peretas untuk mengakses perangkat korban dari jarak jauh jika mereka menjalankan versi Windows yang lebih lama. Yang lebih mengkhawatirkan, jika target adalah seorang administrator, peretas bisa menguasai seluruh data yang tersimpan di perangkat tersebut. Serangan ini memanfaatkan kelemahan dalam cara Zoom mengelola izin dan akses pengguna. Dengan eksploitasi yang berhasil, peretas dapat mencuri data pribadi atau bahkan menyusup ke pertemuan online yang seharusnya aman.
  3. Zero Day Attack pada Apple iOS (2020): Pada tahun 2020, iOS Apple mengalami beberapa serangan zero day yang signifikan. Salah satu kerentanan memungkinkan penyerang untuk mengkompromikan iPhone dari jarak jauh, tanpa perlu interaksi langsung dengan perangkat tersebut. Kerentanan ini memanfaatkan bug dalam sistem operasi iOS, yang memungkinkan peretas untuk mengambil alih kontrol perangkat dan mengakses data pribadi pengguna. Apple, sebagai respons terhadap ancaman ini, segera merilis pembaruan keamanan untuk menambal kerentanan tersebut.

Zero day attack merupakan salah satu ancaman terbesar dalam dunia keamanan siber. Dengan mengeksploitasi celah yang belum diketahui oleh pengembang, serangan ini dapat menyebabkan kerusakan besar sebelum perbaikan dapat dilakukan. Untuk melindungi sistem dari serangan ini, penting untuk memahami cara kerja zero day attack, mengidentifikasi potensi serangan, dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Dengan melakukan penetration testing, rutin memperbarui perangkat lunak, menggunakan aplikasi yang sesuai, dan menerapkan solusi keamanan seperti firewall dan antivirus, organisasi dan individu dapat mengurangi risiko dan meningkatkan pertahanan mereka terhadap serangan siber.


Bagikan artikel ini

Video Terkait