Panduan Memilih Pusat Data: Jenis, Keunggulan dan Tips Penting


Data Center Ilustrasi

Ilustrasi Data Center

Data Center atau pusat data kini menjadi esensial bagi organisasi yang mengadopsi teknologi informasi. Di tempat ini, data organisasi disimpan dan diolah untuk menghasilkan wawasan berharga yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu, pemilihan bentuk, kapasitas, dan langkah keamanan pusat data harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat pusat data menyimpan berbagai informasi penting, termasuk data sensitif dan informasi pengguna.

Seiring dengan kemajuan teknologi, pilihan pusat data semakin beragam dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap organisasi. Salah satu pilihan utama adalah pusat data cloud, yang menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas tinggi. Dengan cloud, organisasi dapat menyimpan data secara online dan mengaksesnya kapan saja serta di mana saja, tanpa perlu investasi besar dalam infrastruktur fisik. Ini sangat menguntungkan bagi organisasi yang ingin mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi.

Namun di sisi lain, ada juga pilihan untuk menggunakan pusat data lainnya, apa saja jenis pusat data dan bagaimana tips memilih pusat data yang baik simak artikel berikut ini. 

 

1. Edge Data Centers

data center

Jenis pusat data yang pertama adalah edge data center. Istilah ini merujuk pada pendekatan di mana perusahaan mengoperasikan lebih dari satu pusat data yang tersebar di berbagai lokasi, sesuai dengan kebutuhan mereka. Pusat data edge dibangaun dekat dengan lokasi pengguna atau perangkat, hal ini bertujuan untuk mengurangi latensi dan meningkatkan kecepatan akses data.

Menghindari keterlambatan akses data dapat mempengaruhi operasional bisnis, terutama jika terjadi masalah pada salah satu penyedia pusat data. Dengan memiliki beberapa lokasi yang berfungsi secara bersamaan, Edge data center dapat memastikan bahwa data tetap dapat diakses dengan cepat dan lancar, bahkan jika salah satu pusat data mengalami gangguan atau downtime. Edge data center juga mampu mengurangi risiko kehilangan data, dan memungkinkan pemulihan yang lebih cepat dalam situasi darurat.

Keuntungan:

  • Kecepatan Akses: Mempercepat pengolahan data dengan mengurangi jarak antara sumber data dan pengguna.
  • Pengolahan Data Real-Time: Ideal untuk aplikasi yang memerlukan respons cepat, seperti IoT dan perangkat pintar.
  • Penghematan Bandwidth: Mengurangi kebutuhan untuk mentransfer data ke pusat data utama.

Kerugian:

  • Biaya Infrastruktur: Membangun banyak lokasi edge dapat menjadi mahal.
  • Manajemen yang Rumit: Memerlukan pengelolaan terdistribusi yang lebih kompleks.

Contoh:
Pusat data edge yang digunakan oleh perusahaan telekomunikasi untuk mendukung layanan 5G.

 

2. Colocation Data Centers

Colocation data center merupakan penyedia layanan yang menawarkan fasilitas data center secara menyeluruh kepada pelanggan. Dalam model ini, organisasi dapat menyewa ruang untuk server mereka, serta infrastruktur utama yang diperlukan, termasuk perangkat keras dan perangkat penunjang lainnya.

Dengan menggunakan colocation, perusahaan tidak perlu menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk membangun pusat data sendiri. Sebagai gantinya, mereka dapat memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, yang biasanya dilengkapi dengan sistem keamanan, pendinginan, dan daya yang andal. Model ini sangat menguntungkan bagi perusahaan yang ingin mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi, sambil tetap memiliki akses ke infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan teknologi informasi mereka.

Keuntungan:

  • Biaya Efektif: Mengurangi biaya awal dengan menyewa ruang dan perangkat.
  • Keamanan dan Keandalan: Biasanya memiliki sistem keamanan dan redundansi yang baik.
  • Skalabilitas: Mudah untuk meningkatkan kapasitas seiring pertumbuhan bisnis.

Kerugian:

  • Kurang Kontrol: Pengguna memiliki kontrol terbatas atas infrastruktur fisik.
  • Biaya Operasional: Biaya sewa dapat bertambah seiring waktu.

Contoh:
Data center seperti Digital Realty merupakan salah satu contoh penyedia layanan colocation data center.

 

3. Cloud Data Centers

cloud storage

Cloud data center adalah fasilitas penyimpanan data yang terdiri dari server dan fasilitas pendukung lainnya yang diakses secara virtual melalui jaringan internet, tanpa memerlukan infrastruktur fisik di lokasi pengguna.Umumnya, penyedia layanan jenis ini tidak hanya menawarkan pusat data virtual, tetapi juga berbagai layanan berbasis cloud lainnya. Contohnya termasuk cloud web hosting dan cloud computing, yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya TI tanpa perlu mengelola infrastruktur fisik secara langsung.

Keuntungan:

  • Skalabilitas: Mudah untuk menambah atau mengurangi kapasitas sesuai kebutuhan.
  • Aksesibilitas: Data dapat diakses dari mana saja dengan koneksi internet.
  • Pengurangan Biaya: Mengurangi biaya investasi awal dalam infrastruktur.

Kerugian:

  • Masalah Keamanan: Data yang disimpan di cloud dapat lebih rentan terhadap pelanggaran keamanan.
  • Keterbatasan Kontrol: Pengguna memiliki kontrol terbatas atas infrastruktur dan kebijakan penyimpanan.

Contoh:
Layanan cloud seperti Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure.

 

4. Enterprise atau On-Premise Data Centers

Data center jenis enterprise atau dikenal juga dengan istilah On-Premise Data Center adalah fasilitas pusat data yang dibangun dan dikelola secara mandiri oleh perusahaan untuk keperluan internal mereka. Dengan demikian, alih-alih menyewa layanan dari pihak ketiga, perusahaan bertanggung jawab sepenuhnya untuk menyiapkan, mengelola, dan merawat pusat data mereka sendiri. Umumnya, jenis pusat data ini terletak tidak jauh dari lokasi perusahaan untuk memudahkan akses dan pengelolaan.

Keuntungan:

  • Kontrol Penuh: Organisasi memiliki kontrol penuh atas infrastruktur dan keamanan.
  • Keamanan Tinggi: Data sensitif dapat dilindungi dengan lebih baik di dalam lokasi fisik.
  • Kustomisasi: Dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi.

Kerugian:

  • Biaya Tinggi: Memerlukan investasi awal yang besar untuk pembangunan dan pemeliharaan.
  • Kurang Fleksibel: Tidak sefleksibel solusi cloud dalam hal skalabilitas.
  • Regulasi: Organisasi harus mematuhi regulasi yang berlaku, yang dapat memerlukan upgrade server dan maintenance rutin.

Contoh:
Pusat data yang dimiliki oleh bank dan lembaga keuangan untuk menjaga data pelanggan atau lembaga lembaga pemerintahan yang datanya sangat penting dan rahasia.

 

5. Hybrid Data Centers

Pusat data hybrid adalah pusat data yang mengintegrasikan infrastruktur on-premise dengan solusi cloud, memberikan organisasi kemampuan untuk memanfaatkan keduanya secara optimal.Dengan pendekatan ini, organisasi dapat menyimpan data dan aplikasi kritis di lokasi fisik mereka, sementara juga memanfaatkan cloud untuk fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih besar. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan penggunaan sumber daya sesuai dengan kebutuhan mereka, menciptakan keseimbangan antara kontrol dan efisiensi biaya.

Keuntungan:

  • Fleksibilitas: Mengizinkan organisasi untuk memilih tempat penyimpanan yang paling sesuai untuk data tertentu.
  • Optimasi Biaya: Dapat menyeimbangkan antara biaya penyimpanan lokal dan cloud.
  • Kontrol dan Keamanan: Mempertahankan kontrol atas data sensitif sambil menggunakan cloud untuk aplikasi yang lebih umum.

Kerugian:

  • Kompleksitas Manajemen: Memerlukan pengelolaan yang lebih rumit antara infrastruktur on-premise dan cloud.
  • Integrasi yang Menantang: Proses integrasi antara dua sistem dapat menjadi rumit.

Contoh:
Perusahaan yang menyimpan data sensitif di server lokal tetapi menggunakan cloud untuk analisis data.

 

6. Micro Data Centers

Micro data center adalah jenis pusat data yang memiliki fungsi serupa, yaitu menyimpan data dan memenuhi kebutuhan perusahaan. Namun, perbedaannya terletak pada ukurannya yang lebih kecil, dengan jumlah server, kapasitas bandwidth, dan fasilitas pendukung yang tidak sebesar pusat data jenis lainnya. Meskipun lebih kompak, micro data center tetap dirancang untuk memberikan solusi yang efektif dan efisien bagi organisasi yang memerlukan pengolahan dan penyimpanan data.

Keuntungan:

  • Ukuran Kecil: Mudah ditempatkan di berbagai lokasi, termasuk dekat dengan pengguna.
  • Efisiensi Energi: Mengurangi penggunaan energi dibandingkan pusat data besar.
  • Penerapan Cepat: Lebih cepat dan mudah untuk diterapkan.

Kerugian:

  • Keterbatasan Kapasitas: Kapasitas penyimpanan dan komputasi yang terbatas.
  • Manajemen Terpadu: Memerlukan pengelolaan yang terintegrasi dengan pusat data lain.

Contoh:
Micro data center yang digunakan dalam sistem pemantauan untuk smart cities.

Setelah membahas tentang apa itu pusat data dan berbagai jenisnya. Selanjutnya, penting untuk mengetahui bagaimana cara memilih pusat data yang tepat. Untuk mengetahui bagaimana tips atau cara memilih pusat data, simak lanjutan artikel dibawah ini.

 

Cara Memilih Pusat Data yang Baik

data center

Mengingat peran penting pusat data sebagai tempat penyimpanan informasi, baik bagi pengguna individu maupun bisnis, ada beberapa prioritas utama yang perlu diperhatikan dalam memilih pusat data yang tepat:

  1. Lokasi Strategis dan Minim Risiko
    Pilihlah pusat data yang dibangun di daerah yang memiliki risiko bencana alam yang rendah, seperti gempa bumi, banjir, atau longsor. Lokasi yang aman sangat penting untuk memastikan keamanan data. Selain itu, hindari tempat yang dekat dengan area konflik atau potensi kerusuhan, karena hal ini dapat mengancam integritas dan aksesibilitas data Anda.
  2. Fasilitas Keamanan Lengkap
    Keamanan fisik pusat data adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Pastikan bahwa fasilitas tersebut dilengkapi dengan sistem keamanan yang komprehensif, termasuk kontrol akses yang ketat. Hanya individu yang berwenang yang seharusnya diizinkan untuk masuk dan keluar dari pusat data, sehingga dapat meminimalkan risiko pencurian atau kebocoran informasi.
  3. Bersertifikat Tier 4
    Sebisa mungkin, jikan ingin menggunakan layanan pihak ketiga pilihlah pusat data yang telah mendapatkan sertifikasi Tier 4 internasional. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa pusat data memiliki tingkat keandalan dan performa yang sangat tinggi. Dengan fitur redundansi yang dilipatgandakan, pusat data Tier 4 mampu memastikan kelangsungan operasional yang optimal bahkan dalam situasi darurat.
  4. Perawatan Pusat Data Rutin
    Pusat data yang baik harus memiliki jadwal pemeliharaan rutin untuk menjaga performa sistem tetap optimal. Pemeliharaan yang teratur tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mengurangi risiko kerusakan dan ancaman keamanan. Dengan pemeliharaan yang baik, Anda dapat memastikan bahwa pusat data akan beroperasi dengan lancar dan data Anda aman dari potensi kerugian.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Anda dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih pusat data yang sesuai dengan kebutuhan. Memilih pusat data yang tepat adalah langkah krusial bagi setiap organisasi dan Perusahaan atau individu yang mengandalkan penyimpanan dan pengolahan data. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lokasi, keamanan, sertifikasi, dan pemeliharaan, Anda dapat memastikan bahwa data Anda akan terlindungi dengan baik dan selalu tersedia ketika dibutuhkan. 

Dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi, keputusan yang bijak dalam memilih pusat data tidak hanya akan mendukung kelangsungan operasional, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif di pasar. Oleh karena itu, luangkan waktu untuk melakukan riset dan evaluasi sebelum membuat pilihan akhir. Keberhasilan pengelolaan data Anda dimulai dari sini.


Bagikan artikel ini

Video Terkait