5 Tools AI untuk Riset, Tingkatkan Produktivitas Peneliti


Ilustrasi Publikasi Riset

Ilustrasi Publikasi Riset

Perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah membawa perubahan besar di berbagai bidang, termasuk dunia penelitian akademis. Banyak peneliti dan penulis karya ilmiah kini mulai mengintegrasikan perangkat AI dalam proses riset mereka untuk meningkatkan efisiensi dan mempercepat pengumpulan informasi. Namun, di balik manfaat yang ditawarkan, penggunaan AI dalam penelitian juga menimbulkan kekhawatiran, mulai dari potensi hilangnya keterampilan berpikir kritis hingga masalah etika terkait hak kekayaan intelektual (HKI).

Dalam survei yang dilakukan oleh Oxford University Press, lebih dari 2.000 peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan tingkat karier menyampaikan pendapat mereka tentang AI dalam konteks penelitian. Hasil survei ini menunjukkan beragam reaksi dan tantangan yang dihadapi para peneliti ketika berurusan dengan teknologi AI.

 

Penggunaan AI dalam Penelitian: Tantangan dan Kekhawatiran

Mayoritas peneliti mengakui bahwa mereka telah menggunakan beberapa bentuk AI dalam pekerjaan mereka, baik dalam mencari sumber referensi maupun dalam menyusun laporan penelitian. Namun, survei tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar peneliti masih merasa curiga terhadap perusahaan penyedia AI. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi pelanggaran hak kekayaan intelektual, di mana ide dan hasil penelitian bisa disalahgunakan oleh pihak ketiga tanpa izin yang jelas.

Selain itu, muncul pula ketakutan bahwa AI dapat mengurangi kemampuan peneliti dalam berpikir kritis. Peneliti lintas generasi menunjukkan perbedaan pendapat mengenai penggunaan AI. Generasi yang lebih muda cenderung lebih terbuka terhadap teknologi ini, sementara peneliti yang lebih senior lebih skeptis dan khawatir akan dampak negatif yang bisa ditimbulkan.

Di samping itu, ada kebingungan terkait pedoman dan regulasi yang mengatur penggunaan AI dalam penelitian. Banyak peneliti yang merasa tidak mendapatkan bimbingan yang cukup, sehingga lebih dari separuh responden menyatakan mereka membutuhkan panduan lebih lanjut dari komunitas akademis untuk menggunakan AI secara bijaksana dan etis.

 

Manfaat Penggunaan AI dalam Penelitian

Meskipun ada kekhawatiran, survei juga menunjukkan bahwa lebih dari dua per tiga peneliti telah merasakan manfaat yang signifikan dari penggunaan AI. Alat-alat AI membantu peneliti menemukan sumber-sumber baru dengan lebih cepat dan efisien, menghemat waktu yang sebelumnya dihabiskan untuk melakukan pencarian manual.

Namun, penting untuk tetap berhati-hati dan mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari penggunaan AI dalam penelitian. Georgetown University Library menekankan bahwa bergantung pada satu alat AI untuk semua kebutuhan riset bisa berisiko. Ada kemungkinan peneliti akan melewatkan informasi penting atau memiliki pemahaman yang terbatas tentang topik yang sedang diteliti jika terlalu bergantung pada teknologi AI.

 

5 Tools AI yang Dapat Membantu Riset

Berikut adalah lima alat AI yang dapat membantu peneliti dalam menemukan dan mensintesis informasi dari berbagai sumber ilmiah, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas penelitian:

  1. Elicit

Elicit adalah alat yang menggunakan large language models (LLM) untuk membantu peneliti dalam menemukan makalah yang relevan dengan topik penelitian mereka. Elicit dapat menelusuri berbagai makalah dan kutipan, serta mengekstrak informasi penting dari sumber-sumber tersebut. Alat ini membantu peneliti untuk mensintesis informasi dengan lebih cepat, sehingga mempercepat proses riset dan meningkatkan pemahaman tentang topik yang sedang diteliti.

  1. Perplexity

Perplexity adalah mesin pencari berbasis AI yang dirancang untuk memberikan jawaban yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan. Alat ini tidak hanya memberikan jawaban langsung, tetapi juga menyertakan kutipan dari sumber yang relevan, sehingga peneliti dapat merujuk pada informasi yang lebih lengkap. Dengan fitur ini, Perplexity membantu peneliti mendapatkan informasi dengan cepat dan efisien, tanpa harus menghabiskan waktu untuk menelusuri banyak makalah secara manual.

  1. Consensus

Consensus adalah alat yang memfokuskan diri pada membantu peneliti menemukan dan mensintesis jawaban atas pertanyaan penelitian. Dengan menggunakan LLM, alat ini mengumpulkan temuan dan klaim dari penulis ilmiah dalam berbagai tulisan, sehingga peneliti dapat melihat dengan jelas berbagai sudut pandang dan hasil dari penelitian yang ada. Ini sangat berguna dalam proses peninjauan literatur dan penyusunan argumen berbasis bukti.

  1. Semantic Scholar

Semantic Scholar adalah alat yang menyediakan ringkasan singkat dari tujuan dan hasil utama dari makalah ilmiah. Dengan menggunakan teknologi AI, alat ini dapat membantu peneliti dengan cepat memahami inti dari sebuah penelitian tanpa perlu membaca keseluruhan teks. Semantic Scholar juga menyajikan informasi terkait, seperti sitasi dan referensi lain yang relevan, yang dapat memperkaya pemahaman peneliti tentang topik yang sedang diteliti.

  1. Research Rabbit

Research Rabbit adalah alat pemetaan berbasis kutipan yang memungkinkan peneliti untuk memvisualisasikan hubungan antara berbagai karya penelitian. Dengan menggunakan visualisasi, Research Rabbit membantu peneliti menemukan makalah serupa dan mengidentifikasi peneliti lain yang bekerja di bidang yang sama. Alat ini berguna untuk memperluas jaringan kolaborasi dan meningkatkan kolaborasi lintas disiplin di antara peneliti.

Penggunaan AI dalam riset menawarkan manfaat besar, mulai dari mempercepat proses pencarian sumber hingga mensintesis informasi secara efektif. Namun, peneliti harus tetap bijaksana dalam menggunakan alat-alat ini dan mempertimbangkan implikasi etika serta dampak jangka panjang terhadap kualitas penelitian. Panduan dan bimbingan dari komunitas akademis sangat diperlukan untuk memastikan bahwa AI digunakan secara etis dan tidak mengorbankan kemampuan berpikir kritis peneliti.


Bagikan artikel ini

Video Terkait