AI Mandiri dan Berkolaborasi: Ramalan Capgemini untuk 2025


Ilustrasi Artificial Intelligence 1

Ilustrasi Artificial Intelligence

Pada tahun 2025, agen bertenaga Artificial Intelligence (AI) akan mampu bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai tugas dalam sistem yang disebut "multi-agen AI", menurut perusahaan layanan teknologi terkemuka, Capgemini. Sistem ini akan memungkinkan sejumlah agen AI untuk bekerja bersama secara terdistribusi dan kolaboratif, membuka jalan baru dalam otomatisasi dan efisiensi kerja.

Pascal Brier, Kepala Inovasi Capgemini, melansir dari CNBC, menyebut bahwa perusahaan sudah mulai melihat perbincangan serius tentang teknologi agen ini di kalangan perusahaan. Menurut Brier, aplikasi yang memanfaatkan banyak agen otonom akan menjadi kenyataan yang harus diantisipasi pada tahun depan.

Capgemini menjelaskan bahwa agen AI adalah teknologi yang dirancang untuk beroperasi secara mandiri, merencanakan, merefleksikan, mengejar tujuan tingkat tinggi, dan melaksanakan alur kerja yang kompleks dengan pengawasan manusia yang minimal atau terbatas. Dengan kata lain, agen AI ini akan bekerja di balik layar untuk menyelesaikan tugas-tugas atas nama pengguna.

Brier menambahkan bahwa Amerika Serikat lebih maju dalam perjalanan menuju realisasi teknologi ini dibandingkan dengan Eropa yang masih tertinggal. Laporan penelitian terbaru dari Capgemini, berjudul "Memanfaatkan Nilai AI Generatif," mengungkapkan bahwa mayoritas perusahaan yang disurvei (82%) berencana untuk mengintegrasikan agen AI dalam satu hingga tiga tahun ke depan. Sementara itu, hanya 7% yang tidak memiliki rencana untuk mengintegrasikan teknologi ini. Survei tersebut melibatkan lebih dari 1.100 perusahaan dengan pendapatan $1 miliar atau lebih.

Brier mengidentifikasi dua jenis agen AI utama: agen individual yang melaksanakan tugas atas nama pengguna, dan teknologi multi-agen, atau "agen yang berbicara dengan agen lain." Misalnya, agen AI yang fokus pada pemasaran dapat secara mandiri bekerja dengan agen di departemen hukum untuk memastikan bahwa kampanye iklan yang dibuat memenuhi semua regulasi yang berlaku.

Tidak seperti sistem AI konvensional yang hanya mengikuti instruksi, agen-agen ini mampu memahami, menafsirkan, beradaptasi, dan bertindak secara independen. Untuk beberapa tugas, mereka bahkan dapat menggantikan pekerja manusia. Gelombang besar pertama AI pada tahun 2022, yang disebut Brier sebagai "V1," adalah tentang memahami dasar-dasar prompt dan large language model (LLM). Kini, AI generatif dan AI semakin mendekat, fokusnya lebih pada membangun mesin pengetahuan, berinteraksi dengan mesin-mesin tersebut menggunakan AI generatif, dan menggunakan agen ini sebagai pengganti atau co-pilot dalam menjalankan tugas-tugas.

Menurut Capgemini, 71% organisasi mengantisipasi bahwa agen AI akan memfasilitasi otomatisasi, sementara 64% perusahaan berharap bahwa teknologi ini akan meringankan pekerja manusia dari tugas-tugas berulang, sehingga mereka bisa fokus pada fungsi yang lebih bernilai tambah, seperti meningkatkan pengalaman pelanggan.

Kesenjangan Adopsi dalam AI Generatif

Dalam laporannya, Capgemini mencatat peningkatan signifikan dalam adopsi AI generatif. Pada tahun 2023, hanya 6% perusahaan yang mengadopsi teknologi ini, namun tahun ini jumlah tersebut melonjak menjadi 24%. Meskipun perusahaan besar lebih cepat mengadopsi AI generatif, perusahaan kecil belum merasakan fenomena yang sama. Hanya 10% perusahaan dengan pendapatan tahunan $1 miliar hingga $5 miliar yang mengimplementasikan AI generatif. Sebaliknya, untuk perusahaan dengan pendapatan tahunan $20 miliar atau lebih, angka tersebut mencapai 49%.

Menurut Brier, skala eksperimen AI generatif di perusahaan besar lebih luas, memberikan mereka lebih banyak kesempatan untuk mengukur hasil dan bergerak lebih cepat. Investasi yang mereka lakukan juga lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Hasil adopsi AI generatif juga bervariasi antar industri. Di sektor kedirgantaraan dan pertahanan, 88% organisasi telah berinvestasi dalam AI generatif, sementara di sektor ritel, angkanya hanya 66%.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa adopsi AI generatif dan multi-agen AI tidak hanya menjadi tren sementara, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam transformasi digital perusahaan di masa depan. Dengan kemajuan yang terus berlanjut, harapannya adalah teknologi ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien dan inovatif, serta meningkatkan produktivitas di berbagai sektor industri.


Bagikan artikel ini

Video Terkait