X Menutup Kantor Pusat Ikonik di San Francisco


Logo X (Twitter)

Logo X (Twitter)

Perusahaan media sosial milik Elon Musk, X (sebelumnya Twitter), diberitakan akan menutup kantor pusatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Sebelumnya, kantor pusat X yang berlokasi di 1355 Market Street telah beroperasi sejak 2011 dan menjadi markas resmi Twitter global pada tahun 2012, sebelum diakuisisi oleh Elon Musk dan berganti nama menjadi X.

Rencana penutupan kantor ini diketahui melalui email internal dari CEO X, Linda Yaccarino, yang dikirimkan kepada karyawan pada Senin (5/8/2024). Dalam memo tersebut, disebutkan bahwa kantor pusat di San Francisco akan ditutup dalam beberapa minggu ke depan, dan karyawan yang bekerja di sana akan dipindahkan ke kantor di San Jose, California.

Selain itu, X juga membuka kantor baru yang fokus pada pengembangan teknik di Palo Alto, California, yang akan menampung karyawan X serta karyawan xAI, perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk. Yaccarino menyatakan bahwa relokasi ini merupakan keputusan penting yang berdampak pada banyak karyawan, tetapi dianggap tepat untuk masa depan perusahaan. Memo ini muncul beberapa minggu setelah Musk mengumumkan rencana untuk memindahkan markas X dari California ke Austin, Texas, meskipun isi email Yaccarino menunjukkan bahwa karyawan X akan tetap berada di California.

Salah satu alasan relokasi ini adalah ketidakpuasan Elon Musk terhadap regulasi dan undang-undang di San Francisco yang dianggap menghambat operasi perusahaan, terutama bagi perusahaan yang menjalankan platform pembayaran. Musk menyatakan bahwa beroperasi di San Francisco adalah hal yang mustahil bagi platform pembayaran, dan menyebutkan bahwa beberapa perusahaan keuangan lainnya juga telah pindah dari kota tersebut. Namun, Musk tidak menyebutkan secara spesifik peraturan keuangan mana yang ia maksud.

Pada Januari 2024, X mengumumkan rencana untuk meluncurkan sistem pembayaran yang mirip dengan Venmo dan PayPal, yang diberi nama X Payments. Selain itu, ketidakpuasan Musk terhadap aturan baru di California yang terkait dengan kebijakan anti-diskriminasi transgender juga menjadi alasan lain di balik keputusan relokasi ini. Aturan tersebut menghapus kewajiban sekolah untuk memberitahu orang tua jika anak mereka mengubah kata ganti atau identitas gendernya.

Musk, yang memiliki pengalaman pribadi dengan isu ini karena anaknya melakukan transisi gender, percaya bahwa sistem pendidikan saat ini mengindoktrinasi anak-anak. Masalah tunawisma dan pecandu narkoba di San Francisco juga turut mempengaruhi keputusan Musk untuk memindahkan kantor X. Musk sebelumnya pernah menyatakan bahwa SpaceX akan memindahkan kantornya dari Hawthorne, California, ke Starbase, Texas, dan bahwa markas X akan dipindahkan ke Austin, Texas.

Sebelum Musk mengumumkan perpindahan kantor X ke Austin, sudah ada indikasi bahwa X mungkin akan meninggalkan California. Pada bulan Juli lalu, dilaporkan bahwa pemilik gedung kantor X berencana menyewakan sebagian besar ruang kantor seluas 800.000 kaki persegi tersebut.

Sejak Musk mengambil alih perusahaan ini, hubungan antara X dan kantornya di San Francisco memang penuh tantangan. Pada tahun 2022, Musk melarang karyawan bekerja dari jarak jauh dan memerintahkan mereka untuk bekerja di kantor. Ia juga mengalami masalah dengan Departemen Inspeksi Bangunan San Francisco setelah memasang tanda X besar yang berkedip di atas gedung.

Selain itu, pemilik gedung kantor X sempat menggugat perusahaan karena tunggakan biaya sewa, meskipun akhirnya gugatan tersebut dibatalkan. Meski sering mengkritik San Francisco dan para pemimpinnya, Musk sebelumnya pernah berjanji untuk tetap mempertahankan kantor pusat X di kota tersebut. Namun, Musk juga mencatat bahwa banyak perusahaan telah atau sedang meninggalkan San Francisco karena situasi kota yang ia gambarkan sebagai "pusaran kehancuran."


Bagikan artikel ini

Video Terkait