NASA-Boeing Tunda Kepulangan Starliner untuk Tinjau Data


Artificial Intelligence NASA

Ilustrasi Artificial Intelligence NASA

NASA dan Boeing membutuhkan waktu tambahan empat hari untuk meninjau data kinerja pesawat ruang angkasa Starliner sebelum memberikan izin bagi kendaraan tersebut untuk kembali ke Bumi. Keputusan ini diumumkan oleh pejabat NASA pada hari Selasa 25 Juni 2024. Berdasarkan jadwal terbaru, Starliner dijadwalkan untuk melepaskan landas dari Stasiun Antariksa Internasional pada pukul 22:10 ET, hari Selasa, 25 Juni 2024, yang akan mengarah pada pendaratan di White Sands Test Facility, New Mexico, pada pukul 4:51 ET, tanggal 26 Juni.

Penundaan ini diputuskan setelah para insinyur dari NASA dan Boeing memerlukan lebih banyak waktu untuk menganalisis dan memahami sejumlah masalah yang muncul selama penerbangan Starliner ke Stasiun Antariksa Internasional. Steve Stich, manajer program untuk Program Kru Komersial NASA, menyatakan bahwa tambahan waktu ini penting untuk memastikan kesiapan pesawat sebelum kembali ke Bumi. "Kami ingin memastikan bahwa semua data telah dianalisis dengan benar dan tidak ada risiko yang diabaikan," ujar Stich.

Dalam penerbangan menuju stasiun luar angkasa, Starliner menghadapi dua masalah perangkat keras utama. Yang pertama adalah lima kebocoran pada sistem helium yang memberi tekanan pada pendorong Starliner. Yang kedua adalah kegagalan lima dari 28 pendorong sistem kontrol reaksi ketika Starliner mendekati stasiun. Kedua masalah ini menjadi fokus utama analisis tim teknis NASA dan Boeing.

Pada hari Sabtu, 15 Juni, Starliner dinyalakan kembali untuk uji pendorong, yang menjadi langkah penting dalam proses ini. Selama pengujian, para insinyur menemukan bahwa tingkat kebocoran helium lebih rendah daripada saat terakhir kali kendaraan dinyalakan. Meskipun penyebab pasti kebocoran belum sepenuhnya dipahami, penurunan tingkat kebocoran ini memberikan keyakinan bahwa masalah tersebut dapat diatasi, setidaknya dalam jangka pendek. Meskipun demikian, kebocoran ini tetap menjadi perhatian serius, dan NASA tidak akan melanjutkan misi lainnya tanpa pemahaman yang mendalam tentang masalah ini.

Stich mengungkapkan bahwa uji coba pendorong sistem kontrol reaksi menunjukkan hasil yang memuaskan. Empat dari lima pendorong berfungsi dengan baik dan diperkirakan siap digunakan untuk pelepasan Starliner akhir bulan ini. Meskipun pendorong ini memiliki daya yang rendah, mereka sangat penting untuk manuver kecil dan akan krusial dalam pembakaran deorbit yang diperlukan agar Starliner kembali ke Bumi. Meskipun demikian, NASA masih harus memastikan bahwa Starliner dapat kembali dengan aman meskipun ada pendorong yang tidak berfungsi.

Masalah-masalah ini sangat penting karena Starliner adalah pesawat ruang angkasa berawak pertama yang dikembangkan oleh Boeing dalam program komersial NASA. Misi ini dimaksudkan untuk membuktikan kelayakan Starliner dalam mengangkut empat astronot ke Stasiun Antariksa Internasional secara reguler. Meskipun penerbangan uji coba ini hanya mengangkut dua astronot, yaitu Butch Wilmore dan Suni Williams, hasil dari misi ini akan menjadi dasar untuk sertifikasi Starliner bagi misi-misi operasional di masa mendatang.

NASA sekarang menghadapi keputusan penting mengenai misi operasional pertama Starliner, yang mungkin akan dilakukan pada awal tahun 2025. Meskipun ada kemungkinan misi ini dilakukan pada bulan Februari atau Maret, keputusan final masih menunggu hasil analisis lebih lanjut dari penerbangan uji coba ini. Jika masalah teknis yang ada tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang memadai, ada kemungkinan besar bahwa NASA akan menunda misi operasional pertama Starliner hingga Agustus atau September 2025.

Namun, Stich menegaskan bahwa NASA belum membuat keputusan final mengenai hal ini. "Kami harus fokus terlebih dahulu pada penyelesaian masalah yang ada sebelum melangkah lebih jauh," katanya. "Kami tidak akan melanjutkan dengan misi operasional tanpa memastikan semua masalah teknis telah diselesaikan."

Meskipun tantangan yang dihadapi selama penerbangan uji coba ini cukup signifikan, Stich menyatakan bahwa proses tersebut lebih merupakan kesempatan untuk belajar daripada sekadar menghadapi hambatan. "Saya tidak akan menyebutnya frustrasi," katanya. "Ini adalah bagian dari proses pembelajaran yang kita alami dengan pesawat ruang angkasa baru ini." NASA dan Boeing terus bekerja sama untuk memastikan bahwa Starliner siap untuk misi-misi penting di masa depan.

Tag Terkait
Berita Luar Angkasa NASA

Bagikan artikel ini

Video Terkait