Startup Kembangkan Superapps, Cloud Computing Jadi Makin Eksis
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 29 Mar 2021 12.38 WIB
Startup Indonesia dinilai getol kembangkan layanan superapp atau aplikasi super yang penggunaannya selaras dengan teknologi komputasi awan atau cloud computing. Hal ini kemudian berpengaruh pada popularitas cloud computing yang semakin meroket di tahun 2021 ini.
Fetra Syahbana, Country Manager Nutanix Indonesia mengatakan bahwa pengembangan superapps atau aplikasi super ini sekarang banyak dilakukan oleh banyak pemain di industri, seperti Bukalapak, Shopee, dan startup teknologi finansial atau fintech seperti KoinWorks. Ia melanjutlan, pengembangan ini pun juga dilakukan bahkan oleh perbankan.
Bukalapak misalnya, salah satu pemain yang mengembangkan banyak layanan di saat pandemi COVID-19 saat ini. Pengembangan tersebut antara lain seperti agregator logistik, pencarian hunian, hingga Agen Penjual Raksa dana (APERD). Shopee sendiri mengembangkan layanan baru seperti ShopeeFood dan ShopeeMart.
“Dulu aplikasi disebut dengan monolitik, kemudian beralih ke micro services dan sekarang mencakup banyak layanan atau dikenal dengan superapps. Tren komputasi awan selaras dengan perkembangan superapps ini,” ujar Fetra melalui keterangan resmi, Kamis (23/3/2021).
Fetra melanjutkan, keselarasan kebutuhan cloud dengan aplikasi super diakibatkan oleh para pelaku informasi dan teknologi (IT) yang harus memilirkan sistem yang lebih fleksibel agar bisa mendukung kebutuhan pelayanan untuk pelanggan dengan skala lebih besar.
Fetra menyampaikan, ke depannya ia yakin bahwa tren infrastuktur berbasis cloud akan semakin populer. Selain itu, pola ini akan mengarah pada peningkatan model hybrid cloud karena dapat memenuhi kebutuhan public dan private cloud sebuah perusahaan. Ini karena masyarakat tentunya mengharapkan aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan mereka secara efisien.
“Financial Service ECI report terbaru kami juga menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan memandang IT menjadi lebih strategis dan lebih dari 50 persen perusahaan berinvestasi lebih besar di layanan hybrid cloud saat ini,” tutur Fetra.