Bolehkah Orangtua Memeriksa Ponsel Anak? Ini Penjelasannya
- Rita Puspita Sari
- •
- 27 Jan 2025 18.46 WIB
Di era digital saat ini, ponsel telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak dan remaja. Seiring bertambahnya usia, mereka mulai menjadikan ponsel sebagai barang pribadi yang tidak ingin diakses oleh siapa pun, termasuk orangtua. Namun, sebagai orangtua, muncul kekhawatiran tentang apa yang anak lakukan di dunia digital, siapa yang mereka hubungi, dan konten apa yang mereka konsumsi. Lantas, perlukah orangtua mengecek isi ponsel anak?
Bolehkah Orangtua Mengecek Isi Ponsel Anak?
Menurut pakar media dan teknologi, Devorah Heitner, Ph.D., dalam bukunya Screenwise: Helping Kids Thrive (and Survive) in Their Digital World, orangtua sebaiknya berperan sebagai pendamping dalam penggunaan ponsel anak, bukan sebagai pemantau yang bertindak secara diam-diam. Heitner menegaskan bahwa mengecek ponsel anak tanpa sepengetahuan mereka dapat merusak kepercayaan dan komunikasi antara orangtua dan anak.
Sebaliknya, jika orangtua merasa perlu untuk memantau, maka sebaiknya dilakukan secara terbuka dan jujur kepada anak. Langkah ini dapat menciptakan rasa saling percaya dan pemahaman tentang alasan di balik pemantauan tersebut. "Jika ingin memantau, ungkapkan tujuan kepada anak dan beritahu apa yang dicari," ujar Heitner.
Pendekatan terbaik adalah dengan memberikan arahan dan batasan sejak awal anak diberikan ponsel pribadi. Orangtua bisa menjelaskan tentang:
- Batasan penggunaan media sosial.
- Peraturan mengenai waktu penggunaan ponsel (screen time).
- Etika dalam bermedia sosial dan berinteraksi di dunia digital.
Dengan cara ini, anak dapat memahami bahwa penggunaan ponsel bukan sekadar kebebasan pribadi, tetapi juga tanggung jawab yang harus dikelola dengan bijak.
Pendampingan sebagai Solusi Terbaik
Adam Pletter, seorang psikolog klinis bersertifikat di Maryland, juga mengungkapkan pandangan serupa. Menurutnya, mengecek ponsel anak bukanlah pola asuh yang tepat. Ia menyamakan ponsel dengan barang pribadi lain seperti buku diary atau catatan harian yang memiliki hak privasi.
Sebaliknya, orangtua perlu berfokus pada pendampingan dalam penggunaan ponsel dan internet. Banyak anak yang belum memahami bahaya dunia digital, seperti risiko cyberbullying, informasi palsu, atau bahkan predator online. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam memberikan edukasi tentang:
- Keamanan Digital: Memberikan pemahaman kepada anak bahwa internet bukan tempat yang sepenuhnya aman dan ada konsekuensi dari setiap tindakan online yang mereka lakukan.
- Pentingnya Privasi: Mengajarkan anak untuk menjaga informasi pribadi mereka dan berhati-hati dalam berbagi data di media sosial.
- Manajemen Emosi: Membantu anak memahami bagaimana dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental dan emosional mereka.
Pendampingan ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi anak dalam berkomunikasi dengan orangtua. Dengan demikian, anak akan lebih terbuka untuk berbicara tentang aktivitas mereka di dunia digital tanpa merasa diawasi secara berlebihan.
Memanfaatkan Fitur Pengawasan Digital
Dalam dunia digital yang semakin maju, banyak platform media sosial kini menyediakan fitur pengawasan atau parental control yang dapat dimanfaatkan oleh orangtua. Misalnya, Instagram memiliki fitur pemantauan yang memungkinkan orangtua untuk mengetahui aktivitas anak secara umum, seperti waktu penggunaan aplikasi, tanpa harus mengakses isi percakapan secara langsung.
Fitur pemantauan ini memungkinkan orangtua untuk:
- Mengetahui aktivitas anak di media sosial tanpa melanggar privasi mereka.
- Memberikan bimbingan saat anak mulai menyalahgunakan internet.
- Membantu anak membangun kebiasaan digital yang sehat.
Namun, penting bagi orangtua untuk bersikap transparan dalam penggunaan fitur ini. Anak perlu diberitahu bahwa aktivitas mereka sedang dipantau, agar mereka merasa nyaman dan tidak merasa diawasi secara diam-diam. Kejujuran dalam penggunaan fitur ini akan membantu memperkuat hubungan antara orangtua dan anak.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Berdiskusi dengan Anak?
Jika orangtua menemukan sesuatu yang mencurigakan dalam aktivitas digital anak, penting untuk memilih waktu yang tepat untuk berdiskusi. Hindari langsung mengonfrontasi anak segera setelah menemukan sesuatu yang janggal, karena ini dapat membuat mereka merasa tidak nyaman dan defensif.
Sebaliknya, gunakan pendekatan yang lembut dan tanyakan dengan cara yang tidak menghakimi. Misalnya, orangtua bisa bertanya, “Apakah ada hal yang ingin kamu ceritakan tentang aktivitas di media sosial akhir-akhir ini?” Dengan cara ini, anak akan merasa lebih nyaman dan terbuka untuk berbagi pengalaman mereka.
Tips Membangun Kepercayaan dalam Penggunaan Ponsel
Agar hubungan dengan anak tetap sehat dan harmonis dalam penggunaan ponsel, orangtua dapat menerapkan beberapa langkah berikut:
- Buat Kesepakatan Bersama: Sebelum memberikan ponsel kepada anak, buat aturan yang disepakati bersama tentang penggunaannya.
- Terapkan Komunikasi Terbuka: Pastikan anak merasa bahwa mereka dapat berbicara dengan orangtua tentang masalah atau kekhawatiran mereka di dunia digital.
- Jadilah Contoh yang Baik: Orangtua juga harus menunjukkan etika digital yang baik, seperti tidak terlalu banyak menggunakan ponsel saat bersama keluarga.
- Dorong Aktivitas di Luar Dunia Digital: Ajak anak untuk melakukan aktivitas di luar ponsel, seperti olahraga atau hobi lainnya, agar mereka tidak terlalu terpaku pada layar.
- Gunakan Teknologi Sebagai Alat Edukasi: Tunjukkan kepada anak bahwa ponsel bisa menjadi alat pembelajaran yang bermanfaat, bukan sekadar hiburan.
Mengecek isi ponsel anak bisa menjadi dilema bagi orangtua. Di satu sisi, ada keinginan untuk melindungi mereka dari bahaya dunia digital, tetapi di sisi lain, ada kebutuhan untuk menghormati privasi mereka.
Pendekatan terbaik adalah dengan menjadi pendamping yang bijaksana, bukan pemantau yang penuh kecurigaan. Dengan komunikasi yang terbuka, batasan yang jelas, dan pemanfaatan fitur pemantauan yang transparan, orangtua dapat membantu anak menggunakan ponsel dengan lebih bertanggung jawab dan aman.
Pada akhirnya, kepercayaan dan bimbingan yang baik akan membantu anak berkembang menjadi individu yang cerdas secara digital dan mampu menghadapi tantangan dunia maya dengan bijak.