The Great Hack: Pembelajaran Penting tentang Privasi Data
- Mutiara Aisyah
- •
- 14 Feb 2025 15.17 WIB

Ilustrasi The Great Hack
Di era digital, data menjadi komoditas yang sangat berharga. Film dokumenter The Great Hack (2019) mengungkap bagaimana data pengguna internet dikumpulkan, dianalisis, dan digunakan untuk tujuan politik dan komersial. Film ini membahas skandal Cambridge Analytica yang mengguncang dunia, terutama dalam kaitannya dengan pemilu Amerika Serikat 2016 dan referendum Brexit. Melalui film ini, kita dapat melihat dampak besar dari pengelolaan data yang tidak transparan dan bagaimana privasi digital menjadi isu krusial dalam dunia modern.
Artikel ini akan mengulas film The Great Hack, menganalisis pesan yang ingin disampaikan, serta menghubungkannya dengan tantangan dan solusi dalam menjaga privasi data digital di era saat ini.
Sinopsis Film The Great Hack
The Great Hack disutradarai oleh Karim Amer dan Jehane Noujaim. Film ini mengikuti beberapa tokoh kunci yang terlibat dalam skandal Cambridge Analytica, termasuk Brittany Kaiser, mantan direktur pengembangan bisnis Cambridge Analytica; David Carroll, profesor yang menuntut transparansi penggunaan datanya; dan Carole Cadwalladr, jurnalis investigasi yang mengungkap skandal ini.
Film ini menunjukkan bagaimana Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik, mengumpulkan data dari jutaan pengguna Facebook tanpa persetujuan mereka. Data ini digunakan untuk membuat profil psikologis yang memungkinkan kampanye politik menargetkan individu dengan pesan yang sangat dipersonalisasi, sehingga mempengaruhi keputusan mereka dalam pemilu.
Analisis Film The Great Hack
1. Eksploitasi Data dan Manipulasi Politik
Film ini mengungkap bagaimana data pribadi dapat digunakan untuk kepentingan politik dengan cara yang tidak transparan. Cambridge Analytica memanfaatkan data dari 87 juta pengguna Facebook untuk membangun model prediktif yang membantu kampanye Donald Trump dalam pemilu 2016 dan kampanye Leave dalam referendum Brexit.
Melalui teknik microtargeting, individu menerima iklan politik yang disesuaikan dengan preferensi dan ketakutan mereka. Hal ini memicu perdebatan tentang batas antara persuasi politik yang sah dan manipulasi psikologis yang tidak etis.
2. Peran Perusahaan Teknologi
Film ini juga menyoroti bagaimana perusahaan teknologi besar seperti Facebook memiliki peran penting dalam mengumpulkan dan mengelola data pengguna. Kegagalan Facebook dalam melindungi data penggunanya menunjukkan perlunya regulasi yang lebih ketat dalam industri teknologi.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, harus memberikan kesaksian di hadapan Kongres AS, tetapi pertanyaan tentang seberapa besar tanggung jawab perusahaan teknologi terhadap keamanan data pengguna tetap menjadi perdebatan.
3. Privasi Digital yang Terancam
Salah satu tema utama film ini adalah bagaimana data pribadi kita telah menjadi senjata yang dapat digunakan tanpa sepengetahuan kita. Banyak orang tidak menyadari bahwa data yang mereka bagikan di media sosial dapat dikumpulkan dan digunakan oleh pihak ketiga untuk kepentingan tertentu.
Brittany Kaiser, salah satu tokoh utama dalam film ini, mengungkap bagaimana Cambridge Analytica menggunakan data pengguna untuk membuat kampanye yang dirancang secara spesifik guna mempengaruhi pemilih. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan privasi digital dan bagaimana kita harus lebih berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi di internet.
Hubungan dengan Privasi Data Digital
1. Kesadaran akan Jejak Digital
Film The Great Hack mengajarkan kita bahwa setiap aktivitas online meninggalkan jejak digital yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak. Pengguna internet sering kali tidak menyadari bahwa data mereka dapat dikumpulkan, disimpan, dan dianalisis untuk berbagai tujuan, termasuk periklanan dan manipulasi politik.
2. Regulasi dan Perlindungan Data
Kasus Cambridge Analytica mendorong munculnya regulasi yang lebih ketat terkait privasi data, seperti GDPR (General Data Protection Regulation) di Eropa dan CCPA (California Consumer Privacy Act) di Amerika Serikat. Regulasi ini bertujuan untuk memberikan kontrol lebih besar kepada individu atas data pribadi mereka serta memberikan sanksi kepada perusahaan yang melanggar aturan privasi.
3. Tanggung Jawab Perusahaan Teknologi
Perusahaan teknologi seperti Facebook, Google, dan Twitter memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi data pengguna. Transparansi dalam pengelolaan data menjadi hal yang sangat penting agar kepercayaan pengguna tetap terjaga.
Dalam film ini, terlihat bahwa tekanan dari publik dan regulator dapat mendorong perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam mengelola data pengguna. Namun, tanpa pengawasan yang ketat, penyalahgunaan data tetap menjadi ancaman yang nyata.
4. Peran Individu dalam Melindungi Privasi Digital
Selain regulasi dan tanggung jawab perusahaan, individu juga memiliki peran penting dalam melindungi privasi digital mereka. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menggunakan pengaturan privasi yang lebih ketat di media sosial.
- Menghindari penggunaan aplikasi atau kuis yang meminta akses ke data pribadi.
- Menggunakan VPN untuk meningkatkan keamanan saat berselancar di internet.
- Memahami hak-hak terkait privasi data, terutama dalam hal kebijakan platform digital yang digunakan.
Kesimpulan
Film The Great Hack memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana data digital telah menjadi alat yang sangat berpengaruh dalam kehidupan modern. Skandal Cambridge Analytica menunjukkan bahwa privasi data bukan lagi sekadar isu teknis, tetapi telah menjadi isu politik dan sosial yang mempengaruhi demokrasi serta hak individu.
Penting bagi kita untuk lebih sadar akan jejak digital yang kita tinggalkan dan memahami bagaimana data kita dapat dimanfaatkan oleh pihak lain. Dengan regulasi yang lebih ketat, tanggung jawab perusahaan teknologi, serta kesadaran individu yang lebih tinggi, kita dapat membangun ekosistem digital yang lebih aman dan etis.
Film ini menjadi pengingat bahwa di era digital, data adalah kekuatan, dan bagaimana data digunakan dapat menentukan arah masa depan kita. Oleh karena itu, menjaga privasi digital harus menjadi prioritas bagi setiap individu dan pemerintah di seluruh dunia.