Meta Rilis Fitur Aman untuk Remaja di Facebook & Messenger


Ilustrasi Facebook

Ilustrasi Facebook

Meta, induk perusahaan dari platform media sosial populer seperti Facebook, Instagram, dan Messenger, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, Meta memperluas fitur Akun Remaja (Teens Accounts) ke dua platform andalannya: Facebook dan Messenger. Langkah ini menyusul peluncuran fitur serupa di Instagram pada September 2024, dan diklaim sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi remaja.

Namun, seperti inovasi teknologi lainnya yang menyentuh ranah sensitif seperti privasi dan perlindungan anak, langkah Meta ini juga tidak lepas dari pujian dan kritik. Artikel ini akan membahas secara mendalam fitur Akun Remaja yang kini hadir di lebih banyak platform, lengkap dengan respons para ahli, risiko, serta tantangan implementasinya.

 

Apa Itu Akun Remaja Meta?

Akun Remaja (Teens Accounts) merupakan jenis akun yang secara khusus ditujukan bagi pengguna usia 13 hingga 17 tahun. Akun ini secara otomatis akan diatur dengan serangkaian pengaturan privasi dan keamanan yang lebih ketat, khususnya bagi pengguna berusia 13–15 tahun. Tujuan utama dari fitur ini adalah melindungi remaja dari konten tidak pantas, menghindarkan mereka dari interaksi yang tidak diinginkan, serta mendorong penggunaan media sosial yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

Meta menyatakan bahwa pengaturan ini mencakup:

  1. Pembatasan siapa saja yang dapat menghubungi remaja
  2. Pembatasan konten yang bisa diakses
  3. Notifikasi malam yang dibatasi
  4. Pengingat waktu penggunaan aplikasi
  5. Persetujuan orang tua untuk mengakses fitur-fitur sensitif

Menurut laporan resmi Meta, sejak peluncuran awal di Instagram, 54 juta akun telah dikategorikan sebagai Akun Remaja. Dari angka tersebut, 97 persen remaja usia 13–15 tahun tetap mempertahankan pengaturan ketat yang diaktifkan secara otomatis, menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna remaja cenderung mengikuti panduan keamanan yang diberikan.

 

Ekspansi ke Facebook dan Messenger

Pada April 2025, Meta secara resmi mengumumkan bahwa fitur Akun Remaja mulai diluncurkan secara bertahap di Facebook dan Messenger. Negara pertama yang menerima fitur ini adalah Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Kanada. Meta berencana akan memperluas jangkauan ke lebih banyak negara, termasuk Indonesia, dalam waktu dekat.

Para pengguna remaja akan menerima notifikasi bahwa akun mereka akan dikategorikan sebagai Akun Remaja, dengan berbagai pembatasan dan perlindungan aktif. Sama seperti di Instagram, fitur ini akan menyaring konten dan membatasi komunikasi dari pihak tak dikenal yang berpotensi membahayakan.

Selain itu, Akun Remaja di Facebook dan Messenger juga akan memiliki:

  1. Filter untuk konten yang tidak sesuai usia
  2. Alat manajemen waktu yang lebih intuitif
  3. Sistem komunikasi yang terbatas hanya pada kontak yang disetujui
  4. Notifikasi perlindungan saat jam tidur atau belajar

 

Penambahan Fitur Baru di Instagram

Tak hanya memperluas jangkauan fitur Akun Remaja ke Facebook dan Messenger, Meta juga menambahkan dua fitur penting di Instagram yang khusus ditujukan bagi pengguna di bawah usia 16 tahun:

  1. Larangan Siaran Langsung (Live) tanpa Izin Orang Tua
    Remaja tidak lagi bisa melakukan siaran langsung secara bebas. Mereka membutuhkan persetujuan dari orang tua yang telah dikaitkan dengan akun mereka.
  2. Penyaringan Gambar dengan Unsur Ketelanjangan (Nudity) di DM
    Fitur penyamaran (blur) terhadap gambar eksplisit akan aktif secara default, dan hanya bisa dimatikan dengan izin orang tua.

Kedua fitur ini menyatu dalam Family Center, sebuah pusat kontrol terpadu yang memungkinkan orang tua memantau dan mengelola akun remaja langsung dari perangkat mereka sendiri.

 

Respon Positif: Ruang Digital Lebih Aman

Banyak pengamat dan praktisi keselamatan anak menyambut baik inisiatif Meta ini. Prof. Sonia Livingstone dari Digital Futures for Children, misalnya, menyebut bahwa perluasan Akun Remaja adalah langkah positif di tengah meningkatnya permintaan dari orang tua dan remaja untuk lingkungan media sosial yang sesuai usia.

Hal senada juga disampaikan CEO Battenhall, Drew Benvie, yang menganggap bahwa untuk pertama kalinya, media sosial besar berkompetisi bukan hanya untuk mendapatkan perhatian remaja, tetapi juga demi menjadi yang paling aman bagi remaja.

Menurutnya, Meta telah menunjukkan upaya untuk memprioritaskan keselamatan pengguna muda di tengah maraknya permasalahan seperti cyberbullying, predator online, hingga paparan konten pornografi.

 

Kritik dan Tantangan: Ilusi Perlindungan?

Meskipun menuai banyak pujian, tidak sedikit pihak yang meragukan efektivitas fitur Akun Remaja ini. Salah satu kritik keras datang dari Andy Burrows, Kepala Eksekutif Molly Rose Foundation, yang menilai bahwa Meta masih minim transparansi dalam menjelaskan bagaimana fitur ini bekerja secara teknis.

Burrows menyayangkan tidak adanya pernyataan dari Mark Zuckerberg selaku CEO Meta selama delapan bulan sejak peluncuran fitur di Instagram. Ia menyebut bahwa orang tua masih belum memiliki keyakinan apakah sistem ini benar-benar berhasil melindungi anak dari konten berbahaya yang direkomendasikan oleh algoritma media sosial.

Senada dengan Burrows, Matthew Sowemimo dari NSPCC (National Society for the Prevention of Cruelty to Children) juga menyebut bahwa fitur seperti Akun Remaja harus disertai dengan tindakan proaktif untuk mencegah penyebaran konten berbahaya sejak awal, bukan hanya memberikan lapisan penyaringan tambahan setelah konten tersebut muncul.

 

Masalah Lama: Remaja Bohongi Umur

Salah satu persoalan klasik yang menjadi momok bagi semua platform media sosial adalah ketidakakuratan data usia pengguna. Berdasarkan survei dari Ofcom, sekitar 22 persen anak-anak usia 8–17 tahun mengaku pernah berbohong tentang usia mereka agar dapat mengakses media sosial yang memiliki batas usia minimum.

Hal ini menciptakan celah keamanan yang cukup serius. Sebab, pengaturan akun remaja sangat bergantung pada informasi usia yang dimasukkan saat pendaftaran.

Meta mengakui bahwa ini adalah tantangan nyata, dan mulai menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) sejak 2024 untuk mendeteksi remaja yang memalsukan usia. Teknologi ini memanfaatkan pola perilaku pengguna, konten yang dikonsumsi, dan jaringan sosial untuk mengidentifikasi akun yang kemungkinan besar dibuat oleh remaja meski tidak mengakuinya secara eksplisit.

 

AI dan Masa Depan Perlindungan Digital

Langkah Meta menggunakan AI untuk mendeteksi kebohongan soal usia menandakan babak baru dalam pendekatan perlindungan anak berbasis teknologi. Namun, ini pun bukan solusi mutlak. Teknologi AI masih memiliki keterbatasan, dan potensi bias dalam penilaian algoritma bisa memicu masalah baru, terutama soal privasi dan penggunaan data anak di bawah umur.

Oleh karena itu, perlindungan digital tidak bisa hanya disandarkan pada satu sisi saja. Harus ada kolaborasi antara platform teknologi, orang tua, regulator, dan masyarakat luas dalam menciptakan ekosistem digital yang benar-benar am

 

Menuju Media Sosial yang Lebih Bertanggung Jawab

Fitur Akun Remaja yang kini diperluas ke Facebook dan Messenger adalah sinyal positif bahwa Meta mulai mengalihkan fokus dari sekadar pertumbuhan pengguna ke tanggung jawab sosial. Dengan pengaturan yang lebih ketat dan kontrol orang tua yang diperkuat, langkah ini bisa menjadi tonggak penting dalam reformasi media sosial modern.

Namun, efektivitasnya masih perlu diuji. Tanpa pengawasan yang ketat, regulasi yang kuat, serta komitmen nyata dari pimpinan perusahaan, fitur-fitur seperti Akun Remaja bisa jadi hanya formalitas belaka yang tidak benar-benar menyentuh inti permasalahan.

Di tengah kritik dan tantangan, Meta setidaknya telah membuka diskusi besar soal peran media sosial dalam membentuk pengalaman digital generasi muda. Kini, tinggal bagaimana kita bersama-sama memastikan bahwa ruang digital bukan hanya tempat yang menyenangkan, tapi juga aman bagi semua kalangan, termasuk anak-anak dan remaja.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Berlangganan

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru.

Video Terkait