NetApp Akan Lakukan Penetrasi Pasar Hybrid Cloud di Indonesia
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 19 Agt 2021 10.54 WIB
Penyedia layanan penyimpanan data yang memanfaatkan hybrid cloud, NetApp Indonesia akan melakukan penetrasi pasar penyimpanan data ke sektor pemerintahan dan sektor industri dalam negeri. Hybrid cloud baru yang akan menembus pasar ini disebut memiliki kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya kepada pelanggan dengan keunggulan kompetitif.
Ana Sopia, Country Manager NetApp Indonesia menyampaikan, bahwa kapabilitas serta pengalaman bersama dengan mitra global membuat NetApp Indonesia optimis menggaet pasar yang fokus pada pemanfaatan hybrid cloud.
Hybrid cloud sendiri merupakan penyimpanan data yang memanfaatkan gabungan layanan antara penyimpanan lokal yang bersifat on premise maupun private cloud, dengan public cloud maupun platform yang sudah ada sebelumnya.
“Melalui lanskap ekonomi makro yang sangat mempengaruhi kompleksitas bisnis dan kehati-hatian dalam mengatur keuangan, akan banyak perusahaan atau korporasi menghadapi tuntutan untuk beradaptasi mencapai efisiensi, kecepatan, dan keamanan yang lebih baik,” ujar Ana dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (12/8/2021).
Ana juga menyebutkan bahwa tantangan utama dalam proses transformasi layanan korporasi ke hybrid cloud saat ini ditemukan dalam bentuk inefisiensi, kesenjangan dalam kemampuan, serta kemampuan untuk memilih platform yang tepat.
“Pada saat banyak perusahaan yang mulai mengadopsi hybrid cloud, beberapa di antara mereka baru bisa menerapkan hybrid cloud yang sifatnya masih cukup mendasar,” jelas Ana.
Ia kemudian mencontohkan ketidaksiapan tersebut berupa kemampuan yang belum mumpuni untuk mengintegrasikan layanan dan aplikasi secara lintas bidang. Selain itu, pendekatan-pendekatan hybrid cloud yang dilakukan saat ini juga dinilai kurang matang.
Optimisme penetrasi pasar oleh NetApp Indonesia sendiri didasari dengan kepercayaan dari mitra kerja NetApp di sejumlah perusahaan multinasional, yang termasuk pula sektor pemerintah seperti Astra Zaneca maupun pemerintah federal Amerika Serikat.
Selain itu, hal ini juga didukung dengan prediksi dari International Data Corporation (IDC) tahun 2021, bahwa sebanyak lebih dari 90% perusahaan di Asia Pasifik akan mengandalkan layanan hybrid cloud yang menggabungkan platform layanan yang sudah ada sebelumnya, seperti penyimpanan on premise, private cloud, hingga public cloud.