Pengembang ChatGPT Temui Menkominfo, Bahas Pencegahan Deepfake


Logo OpenAI

Logo OpenAI

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi dijadwalkan bertemu dengan perwakilan pengembang ChatGPT, sebuah platform Artificial Intelligence (AI) terkemuka yang dikembangkan oleh OpenAI. Pertemuan ini akan berlangsung di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, dan diperkirakan akan dimulai pada pukul 14.00 WIB, Rabu 9 Oktober 2024. Pertemuan ini mengundang perhatian banyak pihak, terutama dalam konteks perkembangan teknologi AI di Indonesia.

Dalam konfirmasi singkat, Menkominfo Budi membenarkan rencana pertemuan tersebut, di mana ia akan bertemu dengan Sam Altman, CEO OpenAI, atau perwakilannya. OpenAI sendiri adalah perusahaan yang menciptakan ChatGPT, sebuah platform yang semakin dikenal luas dan digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia untuk berbagai kebutuhan komunikasi, konten, dan analisis.

"Iya, nanti siang. Orangnya dulu sekarang," kata Budi saat ditemui usai acara penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Kominfo dan IBM Indonesia di Jakarta. Meskipun Budi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai hasil yang diharapkan dari pertemuan tersebut, ia menegaskan bahwa agenda utama diskusi adalah teknologi kecerdasan buatan, khususnya yang terkait dengan penggunaannya di Indonesia.

Topik diskusi yang diperkirakan akan menjadi sorotan dalam pertemuan ini adalah penggunaan AI untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran konten palsu, atau yang lebih dikenal dengan istilah deepfake. Deepfake merupakan manipulasi konten media, terutama video, yang menggunakan teknologi AI untuk menggantikan wajah atau suara seseorang dengan orang lain, sehingga dapat digunakan untuk tujuan menyesatkan.

Budi menyebut bahwa pihak yang akan bertemu dengannya adalah perwakilan dari perusahaan bernama WorldID, yang disebut sebagai salah satu anak perusahaan OpenAI. WorldID akan berbicara mengenai potensi AI dalam menganalisis dan mendeteksi deepfake. "Nanti jam dua perusahaannya itu mau ketemu saya, namanya WorldID, dia akan bicara AI soal deepfake dan menganalisa soal deepfake," jelas Budi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Kominfo, Prabu Revolusi, menambahkan bahwa kunjungan dari pihak WorldID bertujuan untuk mendiskusikan strategi pencegahan deepfake dengan menggunakan teknologi AI. Teknologi ini diharapkan mampu memberikan solusi efektif untuk menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari konten deepfake di Indonesia.

"Perusahaan Sam Altman mau datang ke Indonesia untuk ketemu pak Menteri. Mau diskusi tentang pencegahan deepfake menggunakan teknologi AI," ujar Prabu Revolusi.

Meskipun Prabu belum dapat memberikan detail lebih lanjut mengenai rencana WorldID untuk beroperasi di Indonesia atau potensi investasi AI dari Sam Altman, ia menyebut bahwa ini merupakan pertemuan pertama yang diharapkan dapat membuka jalan bagi kerja sama lebih lanjut di masa depan.

"Ini baru pertemuan pertama," kata Prabu.

Kedatangan Sam Altman atau perwakilannya ke Indonesia juga menjadi sinyal positif bagi perkembangan industri teknologi kecerdasan buatan di Tanah Air. Pertemuan ini dipandang sebagai langkah awal yang penting untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan pengembang teknologi global dalam menghadapi tantangan teknologi baru seperti deepfake.

Di tengah semakin maraknya penggunaan deepfake di dunia digital, diskusi mengenai upaya pencegahannya menjadi sangat relevan. Deepfake tidak hanya menjadi ancaman bagi individu yang menjadi korban, tetapi juga bagi masyarakat luas, karena dapat digunakan untuk menyebarkan disinformasi yang merusak kredibilitas berbagai institusi, termasuk pemerintah dan media.

Dengan adanya teknologi AI yang semakin canggih seperti yang dikembangkan oleh OpenAI, diharapkan dapat tercipta solusi yang mampu mencegah penyebaran konten deepfake di Indonesia. Pertemuan ini diharapkan menghasilkan kerja sama yang konkret antara pemerintah Indonesia dan pengembang teknologi AI dalam memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap konten digital yang berpotensi menyesatkan.

Kehadiran WorldID di Indonesia, meskipun masih dalam tahap pembicaraan awal, menandakan komitmen perusahaan-perusahaan teknologi global dalam mendukung perkembangan teknologi di Indonesia, sekaligus memberikan solusi atas tantangan yang muncul dari inovasi teknologi tersebut.


Bagikan artikel ini

Video Terkait