Cloudera Tekankan Pentingnya Platform Big Data di Era 5G
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 04 Okt 2021 10.41 WIB
Penggelaran jaringan 5G serta perubahan aktivitas masyarakat akibat pandemi COVID-19 telah membuka peluang baru bagi perusahaan telekomunikasi untuk dapat meningkatkan pelayanan bagi pelanggan dan memperbarui model bisnis mereka.
Meskipun penggelaran jaringan 4G sendiri masih terus dilakukan di Indonesia, transformasi teknologi ke 5G tidak bisa dielakkan. Penggelaran jaringan 5G sendiri menjadi wujud dari akselerasi transformasi digital untuk dapat merealisasikan industri 4.0 dan peralihan ke ekonomi digital.
Penggelaran jaringan 5G juga memberikan sejumlah keuntungan yang diprediksi oleh firma manajemen konsultasi Kearney yang memprediksi Indonesia akan meraih pangsa terbesar dari potensi layanan 5G di ASEAN. Layanan 5G juga akan meningkatkan pendapatan dari konsumen sebesar 9 persen dan pendapatan perusahaan sebesar 22 persen pada 2025 mendatang.
“Indonesia diharapkan dapat meraih pangsa terbesar dari potensi layanan 5G di ASEAN, dan kami memperkirakan bahwa penyedia telekomunikasi terkemuka yang telah menawarkan layanan 5G di negara ini akan segera memperluas jaringan 5G mereka ke lebih banyak wilayah,” tutur Fanly Tanto, Country Manager Cloudera Indonesia, melansir dari InfoKomputer, Senin (4/10/2021).
Fanly menyebut bahwa perluasan wilayah jaringan 5G yang dilakukan oleh perusahaan telekomunikasi diharapkan untuk menghadirkan internet yang berkecepatan tinggi, memiliki latensi rendah, serta konektivitas yang lebih andal dari 5G yang ditawarkan bagi bisnis dan konsumen lebih luas di seluruh Indonesia.
Sementara pakar TI dan pendiri Indonesian Information and Communication Technology (ICT) Institute, Heru Sutadi mengatakan bahwa tahun ini Indonesia memasuki babak baru untuk pengadopsian teknologi seluler dengan hadirnya 5G.
“5G memberikan banyak keuntungan untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan akses internet berkecepatan tinggi yang telah menemukan momentumnya sejak pandemi tahun lalu,” kata Heru.
Namun Heru kemudian mengingatkan bahwa teknologi 5G sendiri hanya sekedar alat untuk mendukung transformasi digital, perkembangan ekonomi, dan memperkuat revolusi industri 4.0. Perusahaan telekomunikasi bisa mengambil manfaat dari jaringan 5G ini.
Heru kemudian menjelaskan bahwa adopsi 5G oleh perusahaan telekomunikasi akan memperkuat posisi mereka sebagai agregator. 5G yang mendukung peran agregator perusahaan telekomunikasi, kemudian akan mendukung pula era data driven.
Fanly juga menyatakan hal yang senada, di mana ia menekankan bahwa peran perusahaan telekomunikasi sebagai agregator terbesar akan terus berlanjut karena aplikasi-aplikasi 5G akan mendorong jumlah besar arus data yang masuk.
Namun menurut Fanly sendiri, perusahaan telekomunikasi kemudian juga akan terus dihadapkan dengan tantangan kerumitan proses pengelolaan serta monetisasi data secara efektif. 5G memberikan implikasi yang cukup besar dalam pengelolaan data.
“Implikasi dari 5G adalah data yang bertambah besar, data mengalir deras, dan kita perlu meng-capture [data] itu di platform data,” tambah Fajar Muharandy, Senior Solution Engineer Cloudera ASEAN.
Cloudera pun memaparkan bahwa dengan adanya implikasi ini, beberapa perusahaan telekomunikasi di Indonesia kemudian menggunakan platform manajemen cloud-agnostic dari Cloudera untuk dapat mengumpulkan data dari sumber-sumber baru, menganalisis data, hingga menggunakan insight yang diperoleh dari analisis tersebut untuk mengoptimalkan operasional.
Perusahaan pun menggunakan teknologi-teknologi terkini yang mendorong industri 4.0, seperti data analytics, machine learning, hingga artificial intelligence (AI) untuk dapat memperoleh insight dari sumber data terbaru.
“Melalui edge-to-AI enterprise data cloud Cloudera, kami melihat perusahaan-perusahaan telekomunikasi memanfaatkan real-time insight untuk mengakselerasi pengambilan keputusan yang meningkatkan pendapatan, dan menggali keunggulan-keunggulan baru yang kompetitif,” ungkap Fanly Tanto.
Pemanfaatan data tersebut kemudian akan membantu perusahaan telekomunikasi untuk mengurangi churn dan meningkatkan kinerja jaringan sehingga inovasi akan terpacu dengan baik. Perusahaan telekomunikasi kemudian bisa memberikan layanan terbaiknya.
Cloudera sendiri mengklaim bahwa solusinya telah dipakai oleh 10 perusahaan telekomunikasi top di dunia. Perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia sendiri yang telah menggunakan solusi big data Cloudera ini adalah Telkomsel dan XL Axiata. Penggunaan analytics dan machine learning kemudian membantu pemanfaatan 5G yang lebih maksimal dalam memunculkan inovasi.