Perbandingan DeepSeek dengan Model AI Lainnya
- Rita Puspita Sari
- •
- 29 Jan 2025 15.58 WIB
DeepSeek, perusahaan rintisan teknologi asal China yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), telah menciptakan kehebohan global setelah berhasil menyalip ChatGPT sebagai aplikasi gratis terpopuler di App Store Apple AS. Kejadian ini mengguncang industri teknologi, bahkan menyebabkan saham-saham raksasa teknologi di Wall Street anjlok pada Senin (27/1/2025).
Keberhasilan DeepSeek bukan hanya sekadar popularitas, tetapi juga menjadi bukti bahwa China mampu bersaing di ranah AI, menantang dominasi AS di bidang teknologi canggih. Dengan model AI DeepSeek-V3, startup ini mengklaim mampu menyaingi model-model AI terbaik di dunia, termasuk yang dikembangkan oleh OpenAI.
Lalu, apa yang membuat DeepSeek istimewa? Artikel ini akan membahas bagaimana DeepSeek dibandingkan dengan model AI lainnya dalam aspek biaya pengembangan, teknologi yang digunakan, performa pada tolok ukur (benchmark), serta ketersediaan dan fokus pengembangannya.
DeepSeek vs Model AI Lainnya: Siapa yang Lebih Unggul?
DeepSeek bukan sekadar aplikasi chatbot biasa. Dengan teknologi canggihnya, ia berhasil menarik perhatian pengguna di seluruh dunia dan mendapatkan pengakuan dari industri teknologi AS. Namun, bagaimana perbandingannya dengan Model AI lainnya?
- Biaya Aplikasi dan Operasional
Baik DeepSeek maupun ChatGPT menawarkan versi gratis dengan fitur yang mirip, seperti menjawab pertanyaan, memberikan bantuan pemecahan masalah, dan memberikan informasi umum.
Namun, jika pengguna ingin mendapatkan fitur premium, biaya langganan keduanya cukup berbeda:
- ChatGPT: US$ 20 per bulan (sekitar Rp 323.000).
- DeepSeek: US$ 0,50 per bulan (sekitar Rp 8.000).
Dari segi biaya operasional, DeepSeek juga jauh lebih murah, dengan biaya dasar 27,4 kali lebih rendah per token dibandingkan model AI OpenAI. Ini menjadikannya pilihan yang lebih hemat biaya untuk pengguna dan perusahaan yang ingin memanfaatkan teknologi AI secara efisien.
- Kualitas Respons
Dalam hal pemrosesan kode dan pemecahan masalah matematis, DeepSeek lebih unggul dibandingkan ChatGPT. Chatbot ini dapat memahami dan mengartikan kode dalam bahasa pemrograman seperti Python dan Java dengan lebih akurat.Namun, ada kelemahan besar dalam kebijakan sensor DeepSeek. Karena berbasis di China, chatbot ini sensitif terhadap pertanyaan politik dan akan mengalihkan topik jika ditanya tentang isu-isu sensitif seperti hubungan antara Presiden Xi Jinping dan Vladimir Putin.
Sebaliknya, ChatGPT lebih fleksibel dalam memberikan respons, termasuk dalam menjelaskan isu geopolitik, membuat cerita, hingga memberikan teks pemasaran yang kreatif.
- Merencanakan Perjalanan
Ketika diminta untuk menyusun itinerary perjalanan, ChatGPT memberikan informasi yang lebih lengkap, termasuk rekomendasi hotel, perkiraan biaya transportasi, makanan, dan aktivitas.Sementara itu, DeepSeek hanya memberikan rekomendasi restoran dan menu makanan, tanpa detail tentang akomodasi atau biaya transportasi.
- Pencarian Web Secara Real-Time
Baik ChatGPT maupun DeepSeek memiliki kemampuan untuk mencari informasi terbaru melalui web. Namun, ChatGPT lebih unggul dalam menyajikan data terkini.Sebagai contoh, ketika diminta memberikan hasil pertandingan Manchester City terbaru, ChatGPT dapat memberikan data yang baru dipublikasikan oleh media besar seperti The Guardian dan Reuters. Sebaliknya, DeepSeek hanya mampu memberikan informasi hingga Juli 2024, menunjukkan keterbatasan aksesnya terhadap data real-time.
- Biaya Pengembangan: Hemat Biaya, Tetap Berkualitas
Salah satu keunggulan utama DeepSeek adalah efisiensi biaya pengembangannya. Model DeepSeek-R1 hanya memerlukan $6 juta (sekitar Rp97 miliar) untuk dilatih dalam waktu dua bulan. Sebagai perbandingan, GPT-4 membutuhkan dana hingga $63 juta (sekitar Rp1 triliun) dan waktu pelatihan yang lebih lama, yakni beberapa bulan hingga satu tahun.Mengapa DeepSeek bisa jauh lebih murah? Rahasianya ada pada penggunaan chip Nvidia H800, yang lebih hemat biaya dibandingkan chip Nvidia H100 yang digunakan oleh GPT-4. Meskipun H800 memiliki performa yang sedikit lebih rendah, DeepSeek mampu mengoptimalkan potensinya dengan arsitektur yang lebih efisien.
Keunggulan ini membuktikan bahwa inovasi dalam teknik pelatihan dan pemilihan perangkat keras dapat menekan biaya secara signifikan tanpa mengurangi performa model AI.
- Teknologi yang Digunakan: Pendekatan Berbeda, Hasil Maksimal
Perbedaan utama DeepSeek dengan GPT-4 terletak pada teknologi yang digunakan dalam proses pembelajarannya.- DeepSeek menggunakan pendekatan Mixture-of-Experts (MoE), yaitu metode yang hanya mengaktifkan sebagian kecil parameter model pada setiap langkah pelatihan. Hal ini membuat DeepSeek lebih hemat energi dan efisien dalam penggunaan sumber daya.
- GPT-4 menggunakan model padat (dense models), di mana seluruh parameter model aktif sepanjang pelatihan, sehingga membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih besar.
Selain itu, DeepSeek juga mengandalkan teknik Chain-of-Thought (CoT) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang kompleks, menjadikannya lebih unggul dalam tugas-tugas yang membutuhkan logika tingkat tinggi.
Teknologi yang digunakan ini menjadi faktor utama mengapa DeepSeek bisa menekan biaya lebih rendah tanpa mengorbankan performa.
- Performa pada Benchmark: Seberapa Tangguh DeepSeek?
DeepSeek tidak hanya lebih murah, tetapi juga menunjukkan performa luar biasa dalam berbagai pengujian tolok ukur (benchmark). Berikut beberapa hasil uji coba:- DROP (3-shot F1): DeepSeek-V3 mendapatkan 91,6 poin, lebih tinggi dibandingkan Llama 3.1 (88,7), Claude 3.5 (88,3), dan GPT-4o (83,7).
- MATH-500: DeepSeek-V3 mencetak 90,2 poin, jauh melampaui Claude 3.5 (78,3) dan GPT-4o (74,6).
- AIME 2024: DeepSeek-V3 meraih skor 39,2, mengungguli Llama 3.1 (23,3) dan GPT-4o (9,3).
Hasil ini menunjukkan bahwa DeepSeek mampu menyaingi bahkan melampaui model AI terkemuka dalam berbagai pengujian yang mengukur kemampuan pemahaman teks dan pemecahan masalah matematis.
- Ketersediaan dan Fokus Pengembangan
Salah satu nilai tambah DeepSeek dibandingkan GPT-4 adalah sifatnya yang open-source. Model ini tersedia secara gratis di platform Hugging Face dengan lisensi MIT, sehingga dapat digunakan dan dimodifikasi oleh siapa saja.Sebaliknya, GPT-4 bersifat closed-source, yang berarti hanya dapat diakses melalui layanan berbayar. Hal ini membuat DeepSeek lebih menarik bagi komunitas pengembang yang ingin bereksperimen dengan AI tanpa biaya tinggi.
Selain itu, fokus pengembangan kedua model ini juga berbeda:
- DeepSeek dirancang untuk efisiensi biaya dan performa pada tugas spesifik.
- GPT-4 lebih diarahkan sebagai AI serbaguna (general-purpose AI) yang dapat menangani berbagai jenis tugas dalam skala besar.
Dampak DeepSeek terhadap Industri Teknologi AS
Keberhasilan DeepSeek dalam menyalip ChatGPT berdampak besar terhadap industri teknologi global. Wall Street, bursa saham utama AS, mengalami kejatuhan signifikan setelah viralnya DeepSeek di App Store.
Berikut adalah dampak langsung yang terjadi pada saham-saham raksasa teknologi AS:
- Nvidia: Turun 16,86%
- Microsoft: Turun 2,14%
- Alphabet (Google): Turun 4,03%
- Tesla: Turun 2,32%
- Meta (Facebook): Naik 1,91%
- Apple: Naik 3,18%
Kejatuhan saham Nvidia sangat mencolok, mengingat perusahaan ini adalah pemasok utama chip AI yang digunakan dalam pelatihan model kecerdasan buatan, termasuk ChatGPT dan DeepSeek.
Keberhasilan DeepSeek juga memicu pertanyaan di kalangan eksekutif teknologi AS mengenai efektivitas kebijakan kontrol ekspor teknologi yang diterapkan oleh pemerintahan Joe Biden untuk menahan kemajuan AI China.
Meskipun AS telah melarang ekspor chip canggih ke China, DeepSeek tetap berhasil melatih modelnya menggunakan chip Nvidia H800 dengan biaya kurang dari US$ 6 juta. Fakta ini membuktikan bahwa kontrol ekspor AS belum sepenuhnya efektif dalam menekan kemajuan AI China.
Keterbatasan DeepSeek
Meski memiliki banyak keunggulan, DeepSeek juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah ketergantungan pada chip Nvidia H800, yang meskipun lebih murah, tetap memiliki performa lebih rendah dibandingkan H100.
Di sisi lain, GPT-4 memiliki kelemahan dalam hal biaya yang sangat tinggi dan konsumsi energi yang besar, yang membuatnya kurang efisien untuk proyek dengan anggaran terbatas.
Secara keseluruhan, DeepSeek lebih unggul dalam bidang teknis seperti pemrograman dan matematika, tetapi ChatGPT lebih unggul dalam kreativitas, keterbukaan informasi, dan cakupan data yang lebih luas.
DeepSeek, Masa Depan AI yang Lebih Efisien
DeepSeek membuktikan bahwa model AI tidak harus mahal untuk memiliki performa tinggi. Dengan strategi yang tepat seperti pemanfaatan Mixture-of-Experts, teknik Chain-of-Thought, dan penggunaan hardware yang lebih hemat biaya. DeepSeek berhasil menciptakan AI yang lebih terjangkau namun tetap kompetitif.
Keunggulan biaya yang lebih rendah, performa yang kuat, serta sifat open-source menjadikan DeepSeek sebagai pilihan menarik bagi pengembang, peneliti, dan perusahaan yang ingin mengeksplorasi AI dengan anggaran lebih hemat.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam meningkatkan kompatibilitas dengan hardware yang lebih canggih agar dapat terus bersaing dengan model AI kelas dunia seperti GPT-4.
Meskipun begitu, DeepSeek telah membuka babak baru dalam pengembangan AI yang lebih efisien, terbuka, dan terjangkau bagi semua orang.