Kerjasama RI-Korea Bangun Pusat Data Dorong Transformasi Digital


Data Center

Ilustrasi Data Center

Sebuah kolaborasi strategis antara Indonesia dan Korea Selatan, telah menciptakan proyek ambisius pembangunan pusat data di Jakarta senilai US$300 juta atau sekitar Rp4,6 triliun. Proyek ini diinisiasi oleh PT SMPlus Digital Investama (SM+), anak perusahaan dari Sinar Mas Group yang dimiliki oleh Keluarga Widjaja, dan Korea Investment Real Asset Management Co., Ltd. (KIRA), perusahaan milik taipan Korea Selatan Kim Nam Goo.

Pusat data yang direncanakan ini merupakan langkah besar dalam mendorong transformasi digital di Indonesia. Dengan fasilitas yang diklaim akan menjadi salah satu yang paling mutakhir di Indonesia, pusat data ini akan mendukung berbagai sektor, mulai dari keuangan, industri, pemerintahan, hingga layanan publik dan pendidikan.

Dukungan untuk Transformasi Digital Indonesia

Franky Oesman Widjaja, yang juga merupakan CEO Sinar Mas Group, mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan tonggak penting dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. "Pusat data baru ini akan memberikan fasilitas dan layanan terbaik yang sangat penting untuk memajukan transformasi digital di berbagai sektor di Indonesia, termasuk keuangan, industri, pemerintahan, layanan publik, dan pendidikan," ungkap Franky dalam pernyataannya yang dikutip dari detikcom, Kamis (12/9/2024).

Franky juga menegaskan apresiasinya atas kemitraan dengan KIRA dalam proyek ini. "Kami sangat menghargai kemitraan dengan KIRA dalam inisiatif penting ini," tambahnya. Dengan adanya kemitraan antara perusahaan besar dari Indonesia dan Korea Selatan, pembangunan pusat data ini diharapkan dapat menghadirkan teknologi dan infrastruktur kelas dunia ke Indonesia.

Proyek Strategis di Kawasan Bisnis Jakarta

Pusat data ini akan dibangun di kawasan pusat bisnis Jakarta, sebuah lokasi strategis yang diharapkan dapat mendukung kebutuhan berbagai industri di ibu kota. Rencananya, fasilitas ini akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2026. Pembangunan pusat data ini tidak hanya melibatkan Sinar Mas dan KIRA, tetapi juga perusahaan patungan lainnya yaitu PT LG Sinarmas Technology Solutions (LG Sinar Mas). Perusahaan tersebut merupakan hasil kerja sama antara SM+ dan LG CNS, dan ditugaskan sebagai konsultan teknis utama untuk proyek ini.

LG Sinar Mas memiliki peran penting dalam merancang pusat data tersebut. Mereka juga akan menjadi operator utama yang bertanggung jawab untuk menjalankan fasilitas setelah pusat data ini resmi beroperasi. "Dengan dukungan LG Sinar Mas, proyek pusat data ini akan menawarkan layanan desain, operasional dan service manajemen pusat data andal yang akan memberikan solusi dan nilai yang optimal bagi para pelanggannya," kata Franky.

Pusat data ini diharapkan tidak hanya menjadi salah satu yang paling canggih di Indonesia, tetapi juga di seluruh kawasan. Fasilitas ini dirancang untuk mendukung komputasi canggih, termasuk teknologi kecerdasan buatan (AI), dengan menggunakan teknologi liquid cooling yang mampu mengakomodir kebutuhan sistem komputasi yang lebih intensif dan hemat energi.

Mendorong Inovasi dengan Teknologi Terkini

Salah satu inovasi terbesar yang ditawarkan oleh pusat data ini adalah penggunaan teknologi liquid cooling. Teknologi ini menjadi solusi efisien dalam menangani peningkatan beban kerja komputasi yang tinggi, seperti pemrosesan data kecerdasan buatan. Teknologi ini mampu mengoptimalkan performa pusat data dengan meminimalisir penggunaan energi sekaligus menjaga suhu yang stabil di dalam fasilitas.

Pembangunan pusat data canggih ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi Indonesia dalam hal efisiensi energi dan keberlanjutan. Selain itu, penggunaan teknologi liquid cooling ini menunjukkan komitmen kuat dari Sinar Mas dan KIRA dalam menghadirkan infrastruktur pusat data yang berorientasi masa depan dan ramah lingkungan.

CEO KIRA, Kim Yong Sik, menyatakan optimismenya terhadap masa depan proyek ini. Menurutnya, pusat data ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap transformasi digital di Indonesia. "Kemitraan ini merupakan langkah penting menuju pencapaian visi bersama kami untuk menjadi pemimpin pasar pusat data di Indonesia," jelas Kim Yong Sik.

Masa Depan Pusat Data di Indonesia

Proyek pembangunan pusat data senilai Rp4,6 triliun ini tidak hanya menjadi simbol kemitraan antara dua konglomerat besar, tetapi juga sebuah langkah strategis untuk memposisikan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekosistem digital global. Dengan terus meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur digital yang andal dan canggih, kehadiran pusat data ini akan membantu memenuhi permintaan yang terus berkembang dari berbagai sektor industri di Indonesia.

Selain itu, dengan teknologi yang diadopsi, pusat data ini berpotensi menjadi katalis bagi berbagai inovasi teknologi, khususnya di bidang kecerdasan buatan, layanan cloud, dan komputasi canggih. Keberhasilan proyek ini juga akan memberikan dorongan besar bagi perusahaan-perusahaan lokal yang ingin memanfaatkan teknologi terbaru untuk meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

Dengan rencana operasional pada 2026, proyek pusat data ini akan menjadi salah satu elemen penting dalam transformasi digital Indonesia. Kemitraan antara Sinar Mas, KIRA, dan LG Sinar Mas menciptakan fondasi kuat bagi perkembangan ekosistem digital yang lebih inklusif dan inovatif di masa mendatang.


Bagikan artikel ini

Video Terkait