Manusia vs Robot: Maraton Unik Dunia Digelar di Beijing!
- Rita Puspita Sari
- •
- 5 jam yang lalu
China akan mencetak sejarah dengan menggelar lomba lari setengah maraton pertama di dunia yang mempertemukan manusia dan robot humanoid dalam satu ajang kompetisi. Acara yang akan berlangsung pada bulan April di distrik Daxing, Beijing, ini diharapkan menjadi sorotan global karena melibatkan teknologi canggih dalam dunia olahraga.
Menurut laporan South China Morning Post pada Senin (20/1/2025), ajang ini akan diikuti oleh sekitar 12.000 atlet manusia dan puluhan robot humanoid. Para pemenang, baik dari kategori manusia maupun robot akan berkesempatan memenangkan hadiah menarik. Inisiatif ini diprakarsai oleh Kawasan Pengembangan Ekonomi-Teknologi Beijing (E-Town), yang menyatakan bahwa kompetisi ini tidak hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga sebagai pameran kemajuan teknologi robotika di China.
Spesifikasi Robot Peserta Lomba
Panitia menetapkan beberapa persyaratan penting bagi robot yang akan ikut serta dalam lomba ini. Salah satu syarat utama adalah robot harus memiliki bentuk humanoid dengan struktur mekanis yang mampu berlari menggunakan kedua kaki, tanpa menggunakan roda. Robot yang berlaga harus memiliki tinggi antara 0,5 meter hingga 2 meter, dengan jarak ekstensi dari sendi pinggul ke telapak kaki minimal 0,45 meter.
Selain itu, baik robot yang dikendalikan dari jarak jauh maupun yang sepenuhnya otonom diperbolehkan untuk berpartisipasi. Panitia juga memberikan kelonggaran kepada operator untuk mengganti baterai robot selama perlombaan berlangsung, sehingga ketahanan daya tidak menjadi kendala besar selama maraton.
Salah satu robot yang dipastikan akan turut serta adalah "Tiangong," sebuah robot humanoid canggih yang dikembangkan oleh Embodied Artificial Intelligence Robotics Innovation Center di China. Tiangong telah menunjukkan kemampuannya dalam ajang sebelumnya, yaitu Yizhuang Half Marathon di Beijing, di mana ia berhasil menyelesaikan lomba dengan kecepatan rata-rata 10 kilometer per jam.
Tantangan dan Harapan dalam Lomba
Meski terdengar futuristik dan ambisius, penyelenggaraan maraton ini tidak luput dari tantangan. Robot humanoid yang akan berlaga harus menghadapi berbagai kondisi medan, seperti tanjakan, turunan, dan kemungkinan perubahan cuaca yang dapat memengaruhi performa mereka. Kemampuan dalam menjaga keseimbangan, efisiensi penggunaan energi, serta daya tahan perangkat keras menjadi faktor penting dalam keberhasilan robot di lomba ini.
Dari sisi manusia, kehadiran robot sebagai peserta lomba tentunya menambah tantangan tersendiri. Bagaimana para atlet beradaptasi dan bersaing dengan mesin yang memiliki daya tahan lebih lama serta tidak mengalami kelelahan seperti manusia menjadi pertanyaan yang menarik untuk disaksikan dalam ajang ini.
Motivasi di Balik Pengembangan Robot Humanoid di China
Penyelenggaraan maraton unik ini bukan sekadar ajang olahraga, melainkan cerminan dari ambisi China dalam mengembangkan teknologi robotika untuk menghadapi berbagai tantangan domestik. Salah satu motivasi utama di balik pengembangan robot humanoid ini adalah menghadapi krisis demografis di China, di mana populasi yang menua dan berkurangnya tenaga kerja menjadi tantangan besar bagi perekonomian negara.
Pemerintah China telah berinvestasi besar-besaran dalam sektor otomatisasi dan robotika sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi kerja di berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur hingga layanan publik. Menurut Federasi Robotika Internasional, pada tahun 2023 China telah memasang sebanyak 276.288 robot, yang setara dengan 51 persen dari total pemasangan robot di seluruh dunia.
Selain itu, kompetisi maraton ini juga menjadi bagian dari strategi China dalam memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam industri robotika dan kecerdasan buatan (AI). Dengan berinvestasi dalam pengembangan robot humanoid, China berharap dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia dan meningkatkan daya saing ekonomi mereka di tengah persaingan global, terutama dengan Amerika Serikat.
Masa Depan Kompetisi Robot di Dunia Olahraga
Kesuksesan ajang ini dapat membuka peluang baru di dunia olahraga, di mana kompetisi antara manusia dan mesin bukan lagi sekadar konsep dalam film fiksi ilmiah. Bahkan, Beijing telah merencanakan acara serupa di bulan Agustus yang akan menampilkan robot humanoid dalam berbagai cabang olahraga lainnya, seperti lari lintasan, sepak bola, dan berbagai tantangan keterampilan lainnya.
Jika kompetisi ini berjalan dengan sukses, bukan tidak mungkin bahwa maraton atau ajang olahraga lainnya yang melibatkan robot akan menjadi tren di masa depan. Selain menjadi ajang unjuk teknologi, kompetisi ini juga dapat menjadi sarana untuk menguji batas kemampuan robot humanoid dalam beradaptasi dengan lingkungan nyata.