Kemenko Marves Sebut Berjalannya PPKM Dimonitor Melalui Big Data
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 24 Nov 2021 10.47 WIB
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan efektivitas dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus dimonitor dengan menggunakan bantuan data empiris berupa big data dan analisis modeling statistik.
“Kami membutuhkan indikator untuk memonitor efektivitas dari PPKM tersebut. Jadi tujuan utamanya itu mobilitas. Kita bangun satu indikator yang menggambarkan aktivitas dan mobilitas masyarakat selama PPKM,” kata Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan Internasional dan Perjanjian Internasional Kemenko Marves M. Firman Hidayat dalam seminar Hasil Riset Kebencanaan Ideathon Bali Kembali yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Firman menyebutkan terdapat tiga indikator yang kemudian digabungkan menjadi satu indikator komposisi oleh pemerintah untuk memantau perkembangan kebijakan PPKM yang diterapkan pada masyarakat. Ketiga indikator tersebut adalah Facebook Mobility, Google Traffic dan intensitas cahaya di malam hari dari NASA/NOAA.
Ketiga indikator dipilih karena memenuhi dua elemen penting dalam pengawasan pembatasan aktivitas dan pergerakan masyarakat yaitu secara timeless dan locality.
Seluruh indikator juga dapat mencerminkan aktivitas dan pergerakan masyarakat di level kabupaten atau kota daengan lag yang relative pendek.
Ia menjelaskan Facebook Mobility dapat membantu pemerintah mengukur aktivitas dan pergerakan penggunanya berdasarkan lokasi GPS dan jaringan telekomunikasi. Selain itu, platform itu juga mampu menggambarkan pergerakan orang antar wilayah maupun di dalam wilayah tertentu hingga tingkat komunal.
Pada Google Traffic, dapat terlihat jelas aktivitas dan pergerakan lalu lintas masyarakat di setiap kabupaten atau kota di empat jalan utama berbeda menuju dan ke pusat kota.
“Kita bisa pantau efektivitas dari penyekatan-penyekatan yang dilakukan oleh TNI-Polri. Akan terlihat bagaimana kepadatan kendaraan termasuk kita bisa melihat efektivitas dari instruksi kita untuk melakukan WFO misalkan,” ucap dia.
Sedangkan intensitas cahaya di malam hari, kata dia, dapat mengukur aktivitas dan pergerakan masyarakat pada malam hari melalui intensitas cahaya yang datanya diambil dari pencitraan satelit NASA.
Menurut Firman, semakin merah warna cahaya pada data menunjukkan tingginya aktivitas yang dilakukan masyarakat semakin tinggi pada malam hari.
Ia mengatakan setelah menggunakan ketiga indikator tersebut, berdasarkan analisis model statistik yang dilakukan, penurunan indeks komposit akan diikuti dengan penurunan kasus dalam waktu 14 sampai 21 hari seperti yang terjadi pada saat ini.
“Jadi dengan menggunakan teknologi data dan riset, kita bisa secara efektif menerapkan, memantau efektivitas pelaksanaan PPKM. Alhamdulillah hingga saat ini kasus jadi rendah, kasus sudah turun hingga lebih dari 95 sampai 99 persen dibanding kasus puncaknya pada 15 Juli,” kata dia.