REDOOCEIT: Olah Sampah Organik Gunakan Maggot Secara Digital


Ilustrasi Transformasi Digital 3

Ilustrasi Transformasi Digital

Sampah makanan menjadi masalah yang semakin serius di Indonesia, di mana negara ini menduduki peringkat kedua sebagai penghasil sampah makanan terbesar di dunia, dengan total mencapai 20,93 juta ton setiap tahun. Menyadari tantangan ini, Indonesian Gastronomy Community (IGC) bersama dengan tim mahasiswa dari Telkom University (Tel-U) berupaya menghadirkan solusi inovatif dalam pengelolaan sampah organik. Tim yang terdiri dari enam mahasiswa, yaitu Alfara Nafi Dinara, Fawaz Al Rasyid, Caecarryo Bagus Dewanta, Raditya Aydin, Nisrina Thifal Khairunnisa, dan Nazwa Tazkia Kirana, didampingi oleh dosen Suryatiningsih, S.T., M.T., mengembangkan proyek bernama Redooceit.

Proyek Redooceit lahir melalui kolaborasi antara Bandung Techno Park (BTP) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KEMENKOP). Pada bulan September 2024, Redooceit berhasil menarik perhatian investor di Demoday BTP x KEMENKOP UKM, dengan menandatangani empat Letter of Intent (LOI). Selain itu, Redooceit juga meraih penghargaan “Best Category” dalam kategori Zero Waste Solution di kompetisi Innovillage 2023.

Inovasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan dan mendigitalisasi pengelolaan sampah organik makanan. Desa Lengkong dipilih sebagai lokasi pengembangan proyek ini, karena memiliki potensi besar dalam pengelolaan sampah. Dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular, Redooceit membantu masyarakat Desa Lengkong dalam pemilahan sampah dan pengolahan limbah organik menjadi maggot dan bebek.

Raditya Aydin menjelaskan bahwa Redooceit mengintegrasikan berbagai teknologi, termasuk Internet of Things (IoT) untuk membudidayakan maggot yang dapat menguraikan limbah makanan secara otomatis. Proses ini dapat dipantau melalui aplikasi yang dikembangkan oleh tim Redooceit. Selain itu, mereka juga melibatkan masyarakat setempat dalam berbagai aktivitas, seperti sosialisasi, pelatihan, dan pengembangan aplikasi yang memungkinkan pengelolaan dan monitoring sampah secara real-time. Aplikasi ini memberikan reward kepada warga yang aktif dalam memilah sampah, yang dapat ditukarkan dengan kebutuhan sehari-hari, sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program ini.

Raditya menambahkan bahwa tim Redooceit aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa Lengkong, baik melalui kunjungan rumah maupun acara desa seperti POSYANDU dan pasar mingguan. Mereka juga mengadakan acara sendiri, seperti sosialisasi program Innovillage 2024 yang dihadiri oleh lebih dari 70 warga. Dalam kegiatan Market Day, warga dapat menukarkan sampah dengan produk bermanfaat.

Proyek ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, TP3SR Bagja, PUSPA, Tim MiJel P2MD Telkom University, dan Dinas Lingkungan Hidup. Kerjasama ini menunjukkan efektivitas kolaborasi dalam mencapai tujuan keberlanjutan Redooceit.

Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Desa Lengkong sangat signifikan. Ada perubahan positif dalam kebersihan lingkungan dan efektivitas kerja di TPS3R Bagja. Selain itu, semakin banyak warga yang tertarik untuk memilah sampah dan mengirimkan sampah mereka ke Redooceit, dengan peningkatan partisipasi hingga 30%. Sistem reward berupa sembako mendorong ibu rumah tangga untuk lebih aktif dalam memilah sampah, yang sejalan dengan program Bandung Bebas Bersih Sampah (BBBS).

Dampak ekonomi dari proyek ini juga terlihat jelas. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah sampah, warung dan UMKM di sekitar juga mendapatkan pelanggan baru. Penghasilan TPS3R meningkat hingga 20% dari penjualan sampah organik. Selain itu, produk-produk yang dihasilkan oleh Redooceit mendapatkan respon positif dari masyarakat.

Salah satu warga Desa Lengkong, Bu Rizki, menyatakan bahwa program ini sangat membantu dan menyenangkan. Survei menunjukkan bahwa 92% masyarakat merasa Redooceit sangat bermanfaat, dan 83% menyatakan kepuasan terhadap sistem penukaran reward yang diterapkan.

Dengan demikian, keberadaan Redooceit membuktikan bahwa mahasiswa Tel-U memiliki semangat tinggi untuk mengimplementasikan kreativitas dan ilmu yang telah dipelajari dalam proyek yang memberikan dampak positif di berbagai sektor. Untuk informasi lebih lanjut mengenai proyek ini, Anda dapat mengunjungi akun Instagram Redooceit di @redooceit.


Bagikan artikel ini

Video Terkait