Petani Kejobong Dikenalkan Teknologi Irigasi Tetes Berbasis IoT
- Nikita Dewi Kurnia Salwa
- •
- 07 Okt 2024 00.13 WIB
Para petani di Kecamatan Kejobong baru-baru ini diperkenalkan dengan sistem pertanian modern yang memanfaatkan teknologi Internet of Things atau IoT, yang memiliki fokus utama pada penerapan irigasi tetes (drip irrigation). Inovasi ini diperkenalkan dalam acara Sambang Tani yang berlangsung di Balai Desa Pangempon, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga, pada Kamis (3/10/2024). Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan efisiensi dalam praktik pertanian, khususnya dalam budidaya tanaman lada.
Dwiky, salah satu pemuda tani dari Desa Kedarpan, mengambil peran penting dalam memperkenalkan teknologi irigasi tetes yang dapat dioperasikan secara jarak jauh melalui perangkat smartphone. Ia menjelaskan bahwa sistem ini memungkinkan pengontrolan aliran air, fungisida, pupuk, hingga insektisida dengan sangat praktis. Selain itu, sistem ini dilengkapi dengan sensor yang mampu memantau suhu, kelembaban, dan keasaman tanah, sehingga mempermudah para petani dalam mengawasi kondisi tanaman mereka.
Meskipun alat irigasi tetes ini menunjukkan potensi untuk memberikan efisiensi yang luar biasa dalam pertanian, Dwiky menyebutkan bahwa penggunaannya masih terbatas dan saat ini hanya diuji coba di kebun melon miliknya. Salah satu tantangan utama yang dihadapinya adalah peningkatan biaya yang sejalan dengan luas lahan yang dikelola, meskipun komponen dasar seperti mikrocontroller tetap terjangkau.
Dalam kesempatan tersebut, Mukodam, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Purbalingga, hadir untuk mewakili Plt Bupati Purbalingga dan memberikan apresiasi kepada kelompok pemuda tani yang telah berinovasi dalam sektor pertanian dengan memanfaatkan teknologi. Mukodam mengungkapkan harapannya agar para pemuda tani dapat menjadi pelopor dalam mendorong perkembangan dan efisiensi sektor pertanian. "Pemuda tani diharapkan menjadi motor penggerak agar sektor pertanian dapat terus berkembang dan semakin efisien," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa modernisasi dalam pertanian seperti ini dapat menjadikan sektor pertanian lebih menarik bagi generasi muda, karena sistem yang lebih praktis dan tidak melelahkan dibandingkan metode konvensional. Selain teknologi irigasi tetes berbasis IoT, acara tersebut juga menampilkan berbagai inovasi pertanian lainnya. Salah satu yang menarik adalah pengenalan tanaman lada sambung, yang memiliki produktivitas tinggi dan ketahanan terhadap hama, serta kambing Kejobong yang dikenal sebagai kekayaan genetik lokal dengan banyak keunggulan.
Dengan adanya teknologi IoT dalam pertanian, diharapkan bahwa efisiensi dan produktivitas petani di Kecamatan Kejobong dapat meningkat secara signifikan. Selain itu, penerapan teknologi serupa di lahan yang lebih luas diharapkan dapat dilakukan di masa mendatang. Inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada para petani, tetapi juga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal serta peningkatan ketahanan pangan.
Sebagai langkah awal dalam mengadopsi teknologi modern ini, penting bagi petani untuk mendapatkan pelatihan dan dukungan agar dapat memanfaatkan sistem irigasi tetes secara optimal. Diharapkan, melalui kerjasama antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan organisasi pertanian, petani dapat diberikan akses ke pengetahuan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengimplementasikan teknologi ini secara efektif.
Secara keseluruhan, penerapan teknologi IoT dalam pertanian di Kecamatan Kejobong menunjukkan harapan baru untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian. Dengan semangat inovasi yang ditunjukkan oleh para pemuda tani, sektor pertanian di daerah ini dapat memasuki era baru yang lebih modern dan efisien, menjadikannya lebih menarik bagi generasi mendatang. Inisiatif ini menjadi contoh bagaimana teknologi dapat mengubah wajah pertanian, menjadikannya lebih adaptif dan responsif terhadap tantangan yang ada.