Solusi Cerdas untuk Memperkuat Pertahanan Siber
- Muhammad Bachtiar Nur Fa'izi
- •
- 25 Okt 2024 22.02 WIB
Di era digital yang semakin berkembang pesat, ancaman keamanan siber menjadi salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh berbagai sektor. Dengan pesatnya adopsi artificial intelligence (AI), teknologi ini tidak hanya membawa kemajuan, tetapi juga membuka celah baru bagi ancaman siber. Oleh karena itu, menjaga keamanan data dan sistem dengan memanfaatkan AI menjadi semakin penting.
Mark Johnston, Direktur Asia Pasifik di Office of the CISO, Google Cloud, menegaskan pentingnya AI dalam memperkuat pertahanan siber. Dalam acara Google Cloud Let's Talk AI 2024, dia menjelaskan bahwa Google telah mengembangkan solusi keamanan berbasis AI yang proaktif dan transparan untuk menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks. “Kami sudah menggunakan AI untuk melindungi Workspace,” ujar Mark. "Sekitar 100 juta email spam diblokir setiap hari menggunakan teknologi TensorFlow, dan kami memindai 200 miliar aplikasi per hari untuk mendeteksi dan mencegah malware."
AI generatif, seperti Gemini yang diperkenalkan oleh Google, memainkan peran penting dalam keamanan siber. Tidak hanya berfungsi untuk menganalisis laporan, Gemini juga mampu memberikan pandangan yang lebih dalam tentang insiden keamanan atau pola serangan siber. Dengan kemampuan ini, AI generatif dapat membantu tim keamanan siber dalam membuat keputusan yang lebih cepat dan akurat. Bahkan, pada tahap awal pengujian, Gemini berhasil mengatasi sekitar 15% celah keamanan yang ditemukan.
Selain itu, Mark juga menyebutkan bahwa AI generatif mampu menyusun laporan insiden 51% lebih cepat dibandingkan metode konvensional. Kecepatan ini tentu saja menjadi keuntungan bagi tim keamanan yang sering kali harus merespons serangan dengan cepat. Namun, meskipun AI mempermudah banyak aspek, tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya talenta digital yang kompeten untuk mengelola teknologi ini.
Salah satu aspek menarik dari penerapan AI di dunia keamanan siber adalah bagaimana AI dapat "mendemokratisasi" proses pemantauan. Informasi terkait pola serangan atau laporan keamanan dapat lebih mudah dipahami, tidak hanya oleh para ahli, tetapi juga oleh kalangan umum. Dengan begitu, pemahaman tentang keamanan siber dapat lebih luas tersebar, membantu lebih banyak orang memahami pentingnya perlindungan siber.
Google juga telah mengambil langkah lebih jauh dengan memperkenalkan sejumlah inisiatif keamanan yang berfokus pada AI. Salah satu inisiatif tersebut adalah Coalition for Secure AI (CoSAI), sebuah kolaborasi global yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan industri untuk mengatasi tantangan keamanan yang dihadirkan oleh teknologi AI. Tujuannya adalah menciptakan standar dan praktik terbaik untuk memastikan AI yang aman dan transparan.
Sebagai bagian dari upaya ini, Google juga meluncurkan Secure AI Framework (SAIF), sebuah kerangka kerja yang dirancang untuk membantu organisasi mengembangkan dan menerapkan AI secara aman. SAIF menawarkan prinsip-prinsip dalam merancang sistem AI yang tangguh terhadap serangan, menjaga integritas, dan dapat diandalkan. Lebih dari itu, SAIF juga memprioritaskan mitigasi risiko terkait bias dan privasi, memastikan bahwa teknologi AI tetap adil, aman, dan dapat dipercaya.
Keamanan AI bukan hanya tentang melindungi data dan sistem dari serangan siber, tetapi juga tentang memastikan bahwa teknologi ini dikembangkan secara bertanggung jawab. AI memiliki potensi besar untuk mengubah berbagai industri, namun tanpa kerangka kerja yang tepat, risiko yang muncul bisa sangat signifikan. Inisiatif seperti SAIF dan CoSAI menunjukkan komitmen Google untuk memastikan bahwa AI tidak hanya menjadi alat yang kuat, tetapi juga aman dan bertanggung jawab dalam penggunaannya.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, menjaga keamanan siber dengan memanfaatkan AI bukanlah pilihan, melainkan keharusan. AI dapat menjadi alat yang efektif untuk melawan ancaman yang terus berkembang, tetapi penerapannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan standar keamanan yang ketat. Kolaborasi global dan kerangka kerja seperti SAIF akan menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem AI yang aman dan dapat dipercaya, demi masa depan digital yang lebih aman untuk semua.