Teknologi Geospasial: Solusi Kebencanaan dan Pembangunan RI
- Rita Puspita Sari
- •
- 6 jam yang lalu
Dalam menghadapi tantangan kebencanaan dan mendukung pembangunan berkelanjutan, teknologi geospasial menjadi salah satu alat utama yang dapat diandalkan. Hal ini ditegaskan oleh dua Guru Besar Universitas Indonesia (UI) yang menggarisbawahi pentingnya penerapan teknologi ini di berbagai sektor, terutama di negara yang rawan bencana seperti Indonesia.
Teknologi Geospasial dan Manajemen Kebencanaan
Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Geografi Lingkungan Kebencanaan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI, Prof. Dr. Tito Latif Indra, menyatakan bahwa teknologi geospasial memiliki potensi besar untuk mengatasi tantangan kebencanaan di Indonesia.
“Salah satu kekuatan terbesar yang dapat kita maksimalkan adalah teknologi geospasial. Perkembangan teknologi ini, termasuk penggunaan platform cloud computing seperti Google Earth Engine (GEE), memungkinkan pemetaan dan pengolahan data spasial secara lebih efektif,” ungkap Prof. Tito.
Google Earth Engine (GEE) adalah platform cloud computing yang mengintegrasikan big data spasial citra satelit selama lebih dari 40 tahun. Dengan kinerja komputasi tinggi dan fitur open access, platform ini menggabungkan teknologi big data, cloud computing, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk analisis spasial. Teknologi ini memungkinkan pemahaman yang lebih dalam terhadap ancaman bencana, sekaligus membantu merancang langkah mitigasi dan adaptasi yang lebih efektif.
“Dalam konteks Indonesia yang rawan bencana, penguasaan teknologi geospasial bukan lagi sebuah opsi, melainkan kebutuhan mendesak untuk melindungi masyarakat dan lingkungan,” tambah Prof. Tito.
Ia menekankan pentingnya integrasi tiga elemen utama dalam manajemen kebencanaan, yaitu ruang, risiko, dan resiliensi. Penguasaan terhadap karakteristik wilayah rawan bencana, pemetaan risiko yang akurat, serta penguatan kapasitas masyarakat untuk bertahan menghadapi bencana adalah kunci utama mitigasi yang efektif.
“Penelitian saya berfokus pada pengintegrasian ketiga elemen ini untuk memberikan solusi berbasis data yang dapat memperkuat ketangguhan masyarakat. Namun, penelitian saja tidak cukup. Diperlukan implementasi langsung melalui kolaborasi erat antara masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait,” katanya.
Pemodelan Spasial untuk Pembangunan Berkelanjutan
Di sisi lain, Guru Besar Tetap Bidang Pemodelan Spasial Penggunaan Lahan FMIPA UI, Prof. Dr. Drs. Supriatna, menyoroti kontribusi teknologi geospasial dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, geografi sebagai ilmu multidisiplin memiliki peran penting dalam menjawab tantangan zaman, terutama melalui pemodelan spasial.
“Pemodelan spasial adalah alat penting untuk mengeksplorasi faktor pendorong penggunaan lahan, mendukung perencanaan kota, dan pembuatan kebijakan yang berkelanjutan,” jelas Prof. Supriatna.
Ia menggarisbawahi bahwa urbanisasi dan pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan perubahan tutupan lahan yang signifikan. Hal ini memicu berbagai masalah lingkungan, seperti berkurangnya lahan pertanian dan hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, pemantauan perubahan tutupan lahan sangat penting untuk memahami dinamika global, perubahan iklim, dan kelestarian ekosistem.
Pemodelan spasial juga dapat membantu memprediksi perubahan masa depan dan mendukung perencanaan tata ruang yang lebih efektif. Dengan menggabungkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan sistem dinamis, teknologi ini memberikan solusi inovatif untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan lingkungan.
Salah satu kontribusi inovatif dari Prof. Supriatna adalah pengembangan Algoritma Cimandiri yang digunakan untuk menentukan batas estuary berdasarkan data salinitas dari citra satelit. Algoritma ini membantu mengelola ekosistem pesisir dan sumber daya laut secara lebih akurat. Selain itu, penelitian lainnya mencakup model daya dukung lahan yang mempertimbangkan keseimbangan antara pertumbuhan penduduk, pembangunan wilayah, dan ketersediaan sumber daya alam.
Tantangan dan Harapan Masa Depan
Meski manfaat teknologi geospasial dan pemodelan spasial sangat besar, penerapannya di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Menurut kedua Guru Besar UI ini, penting untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi ini melalui kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan sektor swasta.
“Penelitian yang dilakukan tidak akan berarti tanpa implementasi yang melibatkan semua pihak,” tegas Prof. Tito.
Senada dengan itu, Prof. Supriatna mengajak semua pihak untuk memaksimalkan potensi teknologi geospasial demi pembangunan yang berkelanjutan. “Keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan lingkungan hanya dapat tercapai jika kita menggunakan teknologi ini dengan cara yang bijak,” tutupnya.