Edge AI vs Cloud AI: Memahami Perbedaan dan Manfaatnya
- Pabila Syaftahan
- •
- 06 Nov 2024 04.04 WIB
Di era digital yang serba cepat ini, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi kekuatan utama yang mendorong inovasi di berbagai industri, mulai dari transportasi, kesehatan, manufaktur, hingga keuangan. Seiring perkembangan teknologi, AI semakin berkembang dalam hal penerapan, di mana muncul dua pendekatan utama dalam penerapannya: Edge AI dan Cloud AI. Kedua pendekatan ini memungkinkan pemrosesan data secara cerdas, namun dengan cara yang sangat berbeda. Edge AI memproses data langsung di perangkat atau di dekat sumber data, sementara Cloud AI mengandalkan server jarak jauh untuk melakukan pemrosesan data dalam skala besar. Dengan adanya dua pendekatan ini, perusahaan dan pengembang menghadapi pilihan penting dalam menentukan teknologi mana yang paling sesuai untuk kebutuhan mereka.
Pemilihan antara Edge AI dan Cloud AI tidak hanya dipengaruhi oleh kebutuhan teknis, tetapi juga oleh faktor-faktor seperti kecepatan pemrosesan, privasi data, kapasitas komputasi, dan konsumsi energi. Edge AI menawarkan keunggulan dalam hal latensi rendah dan privasi yang lebih baik, menjadikannya ideal untuk aplikasi yang membutuhkan respons real-time. Sebaliknya, Cloud AI memberikan skala komputasi yang hampir tak terbatas dan fleksibilitas tinggi, yang sangat menguntungkan untuk analisis data besar dan aplikasi kompleks.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar, kelebihan, kekurangan, serta kapan waktu yang tepat untuk menggunakan Edge AI atau Cloud AI agar pemilihan teknologi dapat mendukung keberhasilan implementasi AI secara optimal.
Apa Itu Edge AI dan Cloud AI?
- Edge AI adalah pendekatan yang mengedepankan pemrosesan data secara lokal, atau tepatnya di perangkat yang berada di ujung jaringan (edge) dan dekat dengan sumber data itu sendiri. Edge AI memungkinkan perangkat pintar seperti kamera, sensor IoT, atau ponsel pintar memproses informasi secara mandiri tanpa harus mengirimnya ke server pusat atau cloud. Pendekatan ini memiliki keunggulan dalam hal latensi rendah dan privasi data yang lebih baik.
- Cloud AI, di sisi lain, adalah pendekatan AI yang mengandalkan komputasi awan atau cloud untuk memproses data. Dalam hal ini, perangkat mengirimkan data mentah ke server cloud yang berlokasi jauh dari sumber data. Cloud AI sangat menguntungkan untuk pemrosesan data dalam jumlah besar dan untuk aplikasi yang membutuhkan daya komputasi tinggi. Meskipun lebih fleksibel dalam hal kapasitas, Cloud AI memiliki latensi yang lebih tinggi karena waktu yang diperlukan untuk mentransfer data dari perangkat ke cloud.
Perbedaan Utama Edge AI dan Cloud AI
Untuk memahami kapan harus menggunakan Edge AI atau Cloud AI, mari kita lihat beberapa aspek mendasar yang membedakan keduanya.
- Lokasi Pemrosesan Data
Pada Edge AI, pemrosesan data dilakukan langsung di perangkat edge atau dekat dengan sumber data. Pemrosesan data dilakukan seketika, tanpa bergantung pada server eksternal. Hal ini memberikan keuntungan pada kecepatan respons. Sebagai contoh, sistem navigasi kendaraan otonom dapat melakukan pemrosesan gambar langsung di perangkat onboard untuk menentukan arah tanpa harus mengirim data ke server eksternal, sehingga meminimalkan risiko keterlambatan.
Sebaliknya, Cloud AI memproses data di pusat data yang berada di lokasi jauh dari perangkat pengguna. Data mentah dikirimkan ke cloud, di mana server berdaya komputasi tinggi memprosesnya sebelum hasil akhirnya dikembalikan ke perangkat pengguna. Meskipun ini memungkinkan pemrosesan data dalam jumlah besar, waktu yang dibutuhkan untuk mengirim data bolak-balik ke cloud dapat menghambat kinerja pada aplikasi yang memerlukan respons cepat.
- Kecepatan dan Latensi
Kecepatan atau latensi dalam pemrosesan data adalah aspek krusial dalam menentukan efektivitas aplikasi tertentu. Edge AI menawarkan latensi yang rendah karena pemrosesan dilakukan di dekat perangkat atau sumber data. Kecepatan ini sangat dibutuhkan dalam aplikasi yang memerlukan respons real-time. Misalnya, dalam dunia medis, perangkat yang memonitor tanda-tanda vital pasien bisa langsung menganalisis data dan memberikan notifikasi jika ada anomali. Karena data diproses langsung di perangkat, respons yang diberikan bisa dalam hitungan detik atau bahkan milidetik.
Sebaliknya, pada Cloud AI, data yang perlu dikirimkan ke server cloud menciptakan latensi tambahan. Cloud AI lebih cocok untuk aplikasi yang tidak membutuhkan respons cepat atau aplikasi yang bisa mentolerir jeda waktu tertentu, seperti analitik big data atau pengolahan batch yang dilakukan dalam interval waktu tertentu. Misalnya, perusahaan bisa menggunakan Cloud AI untuk menganalisis pola pembelian pelanggan atau mengelompokkan data berdasarkan kriteria tertentu tanpa memerlukan respons waktu nyata.
- Privasi dan Keamanan
Privasi data adalah salah satu pertimbangan utama dalam memilih antara Edge AI dan Cloud AI. Edge AI memberikan keuntungan lebih dalam hal privasi karena data tidak perlu dikirimkan keluar dari perangkat. Dalam aplikasi kesehatan, misalnya, data pasien dapat diproses langsung di perangkat yang berada di rumah sakit atau bahkan di perangkat pribadi pasien, sehingga meminimalkan risiko akses tidak sah. Edge AI sangat bermanfaat untuk menjaga kerahasiaan data dalam sektor-sektor seperti keuangan, pemerintahan, atau data pribadi lainnya.
Sebaliknya, pada Cloud AI, data harus dikirimkan ke server cloud untuk diproses, yang berarti ada risiko tambahan terkait keamanan dan privasi. Walaupun penyedia layanan cloud biasanya menyediakan proteksi keamanan yang kuat dan enkripsi data, proses transmisi data tetap memiliki kerentanan tersendiri. Cloud AI mungkin kurang ideal untuk aplikasi dengan data yang sangat sensitif, meskipun metode keamanan seperti enkripsi dan kontrol akses bisa membantu memitigasi risiko.
- Kapasitas Pemrosesan dan Skalabilitas
Salah satu keuntungan utama Cloud AI adalah kapasitas pemrosesan dan skalabilitasnya yang jauh lebih besar. Infrastruktur cloud menyediakan sumber daya komputasi yang hampir tak terbatas dan bisa dengan mudah ditingkatkan atau dikurangi sesuai kebutuhan. Aplikasi seperti pelatihan model pembelajaran mesin (machine learning) dalam skala besar atau analitik data yang kompleks memanfaatkan sumber daya ini untuk mempercepat proses komputasi. Cloud AI sangat berguna bagi perusahaan yang perlu mengolah data besar dan kompleks tanpa dibatasi oleh kapasitas perangkat lokal.
Namun, Edge AI cenderung terbatas dalam hal kapasitas pemrosesan karena pemrosesan dilakukan di perangkat yang mungkin memiliki keterbatasan daya komputasi dan penyimpanan. Meskipun banyak perangkat edge modern dilengkapi dengan chip AI khusus seperti GPU atau TPU (Tensor Processing Unit), mereka masih tidak sebanding dengan kekuatan komputasi yang ditawarkan oleh cloud. Oleh karena itu, Edge AI lebih cocok untuk aplikasi dengan pemrosesan data dalam jumlah kecil hingga sedang atau aplikasi yang hanya membutuhkan beberapa langkah analisis sederhana.
- Penggunaan Energi
Edge AI biasanya lebih hemat energi dibandingkan dengan Cloud AI. Ini karena perangkat edge dapat menghindari pengiriman data yang terus-menerus ke cloud, yang biasanya memerlukan energi tambahan. Perangkat IoT, misalnya, bisa bertahan lebih lama dengan daya baterai rendah karena pemrosesan dilakukan langsung di perangkat. Penghematan energi ini membuat Edge AI cocok untuk perangkat kecil dan aplikasi yang memerlukan daya rendah.
Sementara itu, Cloud AI memerlukan konsumsi energi yang lebih tinggi, terutama karena adanya kebutuhan untuk mentransmisikan data dan melakukan pemrosesan berat di server cloud. Meskipun penyedia layanan cloud telah meningkatkan efisiensi energi dengan penggunaan teknologi ramah lingkungan seperti pendinginan alami dan sumber daya energi terbarukan, biaya energi untuk Cloud AI tetap lebih tinggi dibandingkan Edge AI.
Contoh Aplikasi Edge AI dan Cloud AI
Contoh Aplikasi Edge AI:
- Kendaraan Otonom: Kendaraan otonom memerlukan analisis data real-time untuk menentukan arah, menghindari rintangan, dan mengenali tanda lalu lintas. Penggunaan Edge AI memungkinkan kendaraan untuk merespons secara cepat tanpa harus mengirim data ke server pusat.
- Pengenalan Wajah pada Smartphone: Banyak ponsel pintar modern yang dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah untuk keamanan. Dengan Edge AI, pemrosesan pengenalan wajah dilakukan langsung di perangkat, memungkinkan kecepatan akses yang lebih tinggi.
- Pemantauan Kesehatan: Perangkat wearable yang mengukur tanda vital seperti detak jantung dan kadar oksigen dapat menggunakan Edge AI untuk menganalisis data secara langsung dan memberikan peringatan saat dibutuhkan, tanpa harus terhubung ke internet.
Contoh Aplikasi Cloud AI:
- Analitik Big Data: Cloud AI digunakan oleh banyak perusahaan untuk menganalisis pola belanja pelanggan atau tren pasar dalam skala besar. Analitik ini membantu perusahaan untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih baik.
- Pendeteksian Penipuan: Banyak perusahaan keuangan menggunakan Cloud AI untuk memproses data transaksi secara besar-besaran dan mendeteksi pola yang mencurigakan atau penipuan.
- Pemodelan Cuaca: Pusat penelitian menggunakan Cloud AI untuk memproses data atmosfer dalam jumlah besar yang dikumpulkan dari berbagai titik di seluruh dunia, memungkinkan prediksi cuaca yang lebih akurat.
Tantangan yang Dihadapi Edge AI dan Cloud AI
- Tantangan Edge AI: Salah satu tantangan utama Edge AI adalah keterbatasan daya komputasi perangkat edge, sehingga tidak dapat menangani proses yang terlalu kompleks. Selain itu, distribusi dan pemeliharaan perangkat edge dalam jumlah besar bisa menjadi masalah logistik yang sulit, terutama jika membutuhkan pembaruan software secara berkala.
- Tantangan Cloud AI: Cloud AI menghadapi tantangan dalam hal latensi dan ketergantungan pada konektivitas internet yang stabil. Dalam beberapa kasus, biaya layanan cloud yang terus meningkat juga bisa menjadi tantangan bagi bisnis kecil atau startup.
Kesimpulan
Baik Edge AI maupun Cloud AI memiliki keunggulan dan kekurangan yang menjadikannya sesuai untuk kebutuhan aplikasi yang berbeda. Edge AI, yang melakukan pemrosesan langsung di perangkat atau di dekat sumber data, unggul dalam hal latensi rendah, privasi, dan konsumsi energi yang rendah, sehingga cocok untuk aplikasi real-time seperti kendaraan otonom, perangkat medis, atau perangkat IoT yang memerlukan respons cepat dan privasi tinggi. Di sisi lain, Cloud AI menawarkan skalabilitas dan kapasitas komputasi yang besar karena memanfaatkan infrastruktur cloud untuk memproses data dalam jumlah besar. Ini membuat Cloud AI ideal untuk analitik data skala besar, pelatihan model AI kompleks, dan aplikasi yang tidak memerlukan respons waktu nyata.
Dengan perkembangan teknologi, kombinasi antara Edge AI dan Cloud AI menjadi semakin lazim, memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari keduanya. Pendekatan hibrida ini, di mana pemrosesan awal dilakukan di perangkat edge dan analisis mendalam dilakukan di cloud, dapat mengoptimalkan performa sekaligus memaksimalkan efisiensi komputasi. Dengan memilih pendekatan yang sesuai atau bahkan memanfaatkan gabungan keduanya, perusahaan dapat mengembangkan solusi AI yang lebih efektif, hemat biaya, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi spesifik mereka.