Inklusi Keterampilan Digital: AWS Kembangkan Talenta di Indonesia


Amazon Web Services Logo

Ilustrasi Logo Amazon Web Services

Di era transformasi digital yang semakin pesat, keterampilan digital menjadi kebutuhan utama, terutama bagi generasi muda seperti Gen-Z. Dalam lingkungan yang terus berubah, keterampilan dalam teknologi menjadi aset berharga yang wajib dimiliki oleh semua orang. Meskipun keterampilan digital kerap diklaim mudah diakses, faktanya inklusivitas belum sepenuhnya dirasakan oleh semua kalangan, terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau disabilitas.

Amazon Web Services (AWS) membuktikan komitmennya dalam mendukung akses keterampilan digital yang lebih inklusif melalui program ‘Terampil di Awan’. Program ini dirancang untuk memberikan pelatihan kepada berbagai kalangan, khususnya generasi muda dan mereka yang memiliki kebutuhan khusus, guna meningkatkan keterampilan digital mereka, termasuk di bidang cloud computing.

Pelatihan Terarah dan Sertifikasi di Bidang Cloud Computing

Program ‘Terampil di Awan’ yang digelar oleh AWS tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan dasar tentang teknologi digital, tetapi juga melangkah lebih jauh dengan menyediakan pelatihan, materi dan pendampingan di bidang cloud computing. Program ini juga menyediakan sertifikasi bagi peserta yang ingin melanjutkan studi mereka di bidang tersebut. Sertifikasi ini menjadi bekal berharga yang nantinya dapat membuka peluang bagi peserta untuk terhubung dengan pasar kerja atau mendapatkan pekerjaan di sektor teknologi.

Yashinta Bahana, Head of Training and Certification AWS, menjelaskan bahwa program ini sebenarnya bukanlah program baru. Sejak diluncurkan pada tahun 2021, ribuan peserta dari berbagai latar belakang seperti siswa SMA dan SMK, santri, pramuka, hingga siswa dengan kebutuhan khusus dari berbagai provinsi di Indonesia telah mengikuti program ini. Pada tahun 2024, urgensi penguasaan keterampilan digital, khususnya cloud computing, semakin meningkat. Yashinta menekankan pentingnya keterampilan ini dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berkembang.

“Kami percaya bahwa AWS mendukung inklusivitas dalam memperkenalkan teknologi kepada semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka,” ujar Yashinta. “Kami ingin memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal, sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang di bidang cloud computing.”

Kerjasama dengan Komunitas dan Perusahaan

Program ‘Terampil di Awan’ dirancang dengan pendekatan inklusif yang melibatkan kerjasama dengan berbagai komunitas. AWS tidak bekerja sendirian dalam upayanya meningkatkan keterampilan digital di Indonesia. Seiring perkembangan program, semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk bergabung dan mendukung inisiatif ini. Salah satu contohnya adalah kerjasama antara AWS dan Telkomsel yang diumumkan beberapa bulan lalu.

Yashinta juga menegaskan bahwa program ini tidak berakhir ketika peserta menyelesaikan pelatihan. AWS terus mendampingi para peserta yang ingin mendapatkan sertifikasi lebih lanjut dan bahkan membantu mereka dalam proses pencarian pekerjaan. “Kami berharap setelah mereka lulus, AWS dapat membantu mereka mendapatkan wawancara kerja, sehingga keterampilan yang mereka peroleh dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di dunia teknologi,” jelas Yashinta.

AWS menunjukkan posisinya sebagai pendukung kuat dalam upaya membangun talenta digital yang siap memasuki dunia kerja. Sertifikasi yang diberikan oleh AWS menjadi jembatan penting bagi para peserta untuk terhubung dengan sektor industri yang membutuhkan keahlian dalam bidang cloud computing.

Kisah Sukses Peserta Program ‘Terampil di Awan’

Dalam kesempatan wawancara eksklusif, dua peserta program ‘Terampil di Awan’ turut berbagi pengalaman mereka. Ni Komang Anggita Candra Wilasita, seorang penyandang disabilitas dengan diagnosa kerapuhan tulang, berhasil mengembangkan kemampuan untuk membuat website dengan kualitas profesional. Anggita menggunakan keterampilan yang ia peroleh dari program ini untuk merancang sebuah website bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Bali, tempat ia menempuh pendidikan.

Sementara itu, Daffa Tsabit Murtadha, seorang mahasiswa Sistem Informasi di Universitas AMIKOM Yogyakarta, berhasil merancang layanan konseling kesehatan psikologis berbasis ekosistem cloud di AWS. Daffa yang sebelumnya merupakan siswa jurusan ilmu sosial di SMAN 1 Kasihan Bantul, tidak menyangka bahwa dirinya bisa menguasai cloud computing meskipun berasal dari jurusan yang tidak terkait dengan teknologi.

Daffa kini telah menguasai platform AWS Skill Builder dan berhasil memperoleh sertifikasi Associate untuk AWS Certified Solutions Architect. Ia menjelaskan bahwa AWS Skill Builder menawarkan lebih dari 600 kursus online gratis yang dapat diakses oleh siapa saja, mulai dari tingkat dasar hingga lanjutan. “Di AWS Skill Builder ini ada 600 kursus online gratis yang bisa diakses kapanpun oleh siapapun, dari yang dasar sekali hingga sangat lanjut,” ujar Yashinta. “Anak-anak muda juga bisa belajar dengan metode gamifikasi yang membuat belajar jadi lebih menarik,” tambahnya.


Bagikan artikel ini

Video Terkait