Dukung Transformasi Digital, Teladan Prima Agro Terapkan IoT
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 24 Jan 2022 10.31 WIB
Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, oleh karena itu keberlanjutan produksi di sektor industri ini serta turunannya menjadi hal yang harus diutamakan. Hal ini untuk meningkatkan produksi yang berkualitas.
Maka menjawab hal tersebut, Direktur Utama PT Teladan Prima Agro (TPA) Wishnu Wardhana kemudian menyampaikan visinya mengenai bagaimana perusahaan kelapa sawit yang bertanggungjawab dapat meningkatkan efisiensi produksi secara berkelanjutan. Hal ini dibutuhkan untuk pengembangan industri secara jangka panjang.
Wishnu pun memaparkan inisiatif yang telah dilakukan TPA untuk inovasi pengelolaan operasional usahanya di Kalimantan Timur dengan menerapkan teknologi internet of things (IoT) di lahan konsesi TPA seluas lebih dari 60.000 hektar, dan cakupan skala memadai dan menguntungkan untuk pengembangan usaha melalui langkah-langkah inovatif.
“TPA memiliki luas lahan yang ideal secara skala, tidak menuntut perubahan yang rumit dan berbiaya tinggi serta pendekatan inovatif yang kami lakukan dapat diuji secara komprehensif,” kata Wishnu dalam keterangan resminya, melansir dari Liputan6.com, Senin (24/1/2022).
TPA sendiri telah menerapkan teknologi sejak mulai beroperasi pada tahun 2004. Wishnu pun menyampaikan bahwa banyak industri seperti perbankan hingga transportasi telah mengalami disrupsi dan secara keseluruhan kemudian melakukan transformasi digital.
Oleh karena itu, pihaknya kemudian juga mulai menerapkan pendekatan inovatif berupa ‘precision agriculture’ pada konsesi TPA. Inisiatif ini memungkinkan TPA untuk melakukan eksplorasi terhadap langkah efisiensi lebih lanjut dalam proses produksi, sekaligus mengurangi beban kegiatan usaha terhadap lingkungan.
Salah satu pemanfaatan precision agriculture, adalah pada penggunaan pupuk yang merupakan faktor utama untuk mencapai hasil produksi yang tinggi. Pemakaian pupuk yang kurang tepat baik secara kualitas maupun kuantitas ini bisa menurunkan produksi bahkan memiliki dampak berbahaya bagi lingkungan.
Wishnu dalam visinya menugaskan pula pada manajer untuk mengumpulkan serta melacak informasi mengenai tanah secara rinci, dan tidak berdasarkan pada ukuran per blok atau hektar, tetapi sampai ke titik per pohon di perkebunan.
Menggunakan drone dengan teknologi Geographic Information System (GIS) serta navigasi satelit, informasi mengenai jenis serta jumlah pupuk yang tepat kemudian dapat diperoleh secara akurat.
Pendekatan progresif ini pun dibangun berdasarkan big data dan algoritma yang memberikan arus informasi secara rinci dan real time untuk diakses oleh para manajer. Hal ini pun dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekaligus memaksimalkan produksi berkelanjutan.