Teknologi Blockchain Punya Peran Penting di Era Industri 4.0
- Arundati Swastika Waranggani
- •
- 23 Mei 2022 11.29 WIB
Saat ini banyak developer lokal di Indonesia yang telah membangun proyek dengan didasari teknologi blockchain. Hal ini pun dilakukan dengan maksud menyambut kesiapan perekonomian di sektor industri digital.
Blockchain sendiri pada prinsipnya diciptakan untuk dapat melengkapi sistem perekonomian sehingga industri bisa beroperasi secara lebih efisien, lebih mudah digunakan, serta lebih transparan.
Hal ini pun ditandai dengan minat masyarakat Indonesia yang meningkat terhadap pertumbuhan aset kripto belakang ini. Namun nyatanya, masih banyak orang yang belum mengenal teknologi blockchain yang mendukung transaksi aset kripto.
CEO Indodax Oscar Darmawan pun menuturkan, bahwa teknologi blockchain ini memiliki penerapan yang luas dan peran yang sangat penting, khususnya di masa industri 4.0 saat ini. Menurut Oscar, era industri 4.0 merupakan era yang didirikan melalui integrasi antar teknologi dan sangat mengedepankan transaksi.
“Blockchain merupakan sebuah buku besar yang mana di dalamnya terdapat catatan historis sebuah data dan bersifat transparan, dengan adanya teknologi blockchain bukan tidak mungkin ini bisa turut memajukan industri di Indonesia,” ungkap Oscar dalam keterangan tertulis, melansir dari Liputan6.com, Senin (23/5/2022).
Oscar kemudian melanjutkan, dengan sifatnya yang bisa diterapkan di banyak sektor, blockchain kemudian menjadi teknologi yang aman karena memiliki banyak proteksi tinggi serta sistem yang tetap dan tidak bisa diubah. Selain itu juga efisien, karena sistemnya terdesentralisasi, transparan, dan dapat dilacak sehingga memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Teknologi blockchain pun memiliki beberapa use case di berbagai macam industri, seperti misalnya di industri perbankan untuk transaksi antar negara sehingga lebih efisien dan murah, hingga sektor pemerintahan untuk digitalisasi pencatatan dokumen kependudukan ataupun bukti kepemilikan tanah dan properti.
“Tidak hanya itu, blockchain juga bisa diterapkan untuk sektor internet of things (IoT) seperti mobil self-driving, sektor kesehatan untuk pencatatan rekam medis pasien sehingga ketika pasien berobat di rumah sakit yang berbeda datanya bisa tercatat karena sistem yang terdesentralisasi, hingga sektor seni dalam bentuk NFT,” jelas Oscar.
Maka dengan sifat teknologi blockchain yang terdesentralisasi, konsep web 3.0 kemudian sama-sama mengedepankan transparansi dan desentralisasi. Web 3.0 sendiri merupakan kemajuan internet, di mana di masa yang akan datang situs web dapat memproses informasi dengan lebih mandiri, transparan, dan terintegrasi satu dengan lainnya.
Oscar kemudian menambahkan bahwa web 3.0 ini sering disebut sebagai era red, write, and own di mana para pengguna web dapat terlibat secara langsung dalam kepemilikan suatu aset, serta dapat memiliki kontrol yang lebih besar.
Meskipun teknologi blockchain ini merupakan teknologi yang dirasa dapat memberikan manfaat yang luas di era industri 4.0, masih ada beberapa hambatan yang harus dihadapi. Evaluasi utama bagi pelaku industri yang berkecimpung di blockchain adalah permasalahan edukasi dan literasi.
Oscar mengungkapkan bahwa orang-orang masih lebih sering mendengar tentang kripto dibandingkan dengan blockchain. Padahal, kedua istilah tersebut sangat berhubungan satu dengan lainnya, namun jelas berbeda.
Oleh karena itu, mengedukasi masyarakat mengenai hal ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan upaya edukasi dengan menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin dan sesering mungkin.
“Karena jika masyarakat semakin mengenal teknologi blockchain, saya yakin masyarakat akan semakin terbuka terhadap teknologi ini karena melihat sifat serta kelebihannya yang banyak memberikan keuntungan,” pungkas Oscar.