Interpol Bongkar Jaringan Kejahatan Siber, Tangkap 5.500 Pelaku
- Muhammad Bachtiar Nur Fa'izi
- •
- 23 jam yang lalu
Dalam sebuah operasi besar untuk memerangi kejahatan dunia maya, Interpol berhasil menangkap lebih dari 5.500 orang dari berbagai negara. Selain itu, mereka menyita aset bernilai lebih dari $400 juta atau sekitar Rp6 triliun. Operasi global yang dinamakan Operation HAECHI-V ini melibatkan 40 negara, berlangsung dari Juli hingga November 2024, dan menghasilkan prestasi luar biasa.
Apa Sebenarnya yang Terjadi?
Bayangkan sebuah kelompok kriminal yang memanfaatkan teknologi canggih untuk mencuri uang dari individu dan perusahaan. Korban tak hanya kehilangan tabungan hidup mereka, tetapi bisnis juga ambruk, bahkan kepercayaan pada sistem keuangan digital jadi hancur. Kejahatan seperti ini bukan hanya soal uang, tetapi juga soal rasa aman yang terenggut.
Sekretaris Jenderal Interpol, Valdecy Urquiza, menggambarkan dampaknya. "Orang kehilangan tabungan hidup mereka, bisnis lumpuh, dan kepercayaan terhadap sistem digital dan keuangan menurun. Karena sifat kejahatan dunia maya yang lintas batas, kerja sama internasional menjadi sangat penting," ujarnya.
Menurutnya, operasi seperti HAECHI-V adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi antarnegara dapat menghasilkan keberhasilan besar dalam memerangi ancaman global.
Aksi Berani yang Membongkar Jaringan Besar
Salah satu keberhasilan terbesar dalam operasi ini adalah kerja sama antara otoritas Korea dan Beijing. Mereka berhasil membongkar jaringan besar penipuan lewat telepon, atau yang sering disebut voice phishing. Jaringan ini bertanggung jawab atas kerugian sebesar $1,1 miliar (sekitar Rp17 triliun) dan telah merugikan lebih dari 1.900 korban.
Pelaku beroperasi dengan licik, menyamar sebagai aparat penegak hukum dengan menggunakan identitas palsu. Hasilnya, sebanyak 27 anggota geng berhasil ditangkap, dengan 19 di antaranya telah resmi didakwa.
Modus Baru yang Patut Diwaspadai
Dalam operasinya, Interpol juga menemukan modus penipuan baru bernama USDT Token Approval Scam. Penipuan ini memanfaatkan mata uang kripto, khususnya Tether (USDT), dengan cara yang sangat licik.
Pelaku biasanya menggunakan "umpan asmara" untuk mendekati korban. Begitu korban percaya, mereka diarahkan untuk mengklik tautan phishing dengan dalih membuat akun investasi. Namun sebenarnya, tautan tersebut memberikan akses penuh kepada pelaku untuk menguras dompet digital korban tanpa disadari.
Interpol memberikan peringatan keras tentang bahaya ini. "Ketika korban percaya, mereka diberi tautan palsu untuk membuat akun investasi. Tapi pada kenyataannya, tautan tersebut justru memberi akses penuh bagi pelaku untuk mencuri uang dari dompet mereka," jelas Interpol.
Rekam Jejak yang Mengesankan
Operasi HAECHI-V ini bukanlah langkah pertama Interpol dalam melawan kejahatan siber. Pada 2023, mereka menangkap hampir 3.500 pelaku kejahatan dunia maya dan menyita aset senilai $300 juta (sekitar Rp4,6 triliun) dalam operasi yang melibatkan 34 negara.
Baru-baru ini, Interpol juga bekerja sama dengan 19 negara di Afrika untuk menangkap lebih dari 1.000 pelaku kejahatan dunia maya. Mereka berhasil melumpuhkan lebih dari 134.000 infrastruktur dan jaringan berbahaya yang digunakan untuk kegiatan ilegal.
Era digital memang menawarkan kemudahan, tetapi di sisi lain, membuka peluang bagi para penjahat untuk menjalankan aksi mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat berurusan dengan tawaran investasi atau aktivitas online yang mencurigakan.
Operasi seperti HAECHI-V mengingatkan kita betapa pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi ancaman global seperti kejahatan siber. Dengan kolaborasi yang solid, baik dunia nyata maupun digital bisa menjadi tempat yang lebih aman.
Mulai sekarang, yuk lebih hati-hati! Jangan mudah percaya dengan tawaran mencurigakan atau tautan yang terlihat aneh. Keamanan digital bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau organisasi besar, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pengguna teknologi.
Ingat, pencegahan lebih baik daripada penyesalan! Waspada adalah langkah pertama untuk melindungi diri kita dan orang-orang terdekat.