Selfie dengan Kartu Identitas: Amankah? Kenali Risiko dan Tipsnya


Ilustrasi E-KTP

Ilustrasi E-KTP

Banyak layanan daring populer kini meminta pengguna untuk selfie dengan kartu identitas atau paspor sebagai syarat verifikasi, seperti bank, layanan sewa mobil, bahkan beberapa perusahaan yang membuka lowongan kerja. Meski terlihat simpel, foto dengan kartu identitas ternyata membawa risiko. Jadi, apakah tindakan ini benar-benar aman?

Mungkin kamu sering melihat kalimat seperti, "Unggah selfie dengan identitas untuk verifikasi." Hal ini bisa jadi bikin bingung, apalagi jika kita mempertimbangkan keamanan data pribadi. Sebenarnya, keputusan untuk melakukan ini atau tidak sepenuhnya ada di tangan kamu. Kaspersky, penyedia layanan keamanan digital, memberikan panduan seputar keuntungan, risiko, dan tips untuk melindungi diri kalau memang harus melakukan selfie dengan kartu identitas.

 

Pentingnya Selfie ID di Era Digital

Selfie dengan kartu identitas sudah seperti syarat mutlak dalam mengakses layanan tertentu. Contohnya, aplikasi bank dan platform sewa mobil sering kali meminta verifikasi ini untuk memastikan pengguna memang orang yang bersangkutan. Jika ingin menggunakan layanan ini, pilihannya jelas: lakukan selfie dengan kartu identitas atau hindari layanan tersebut dan cari alternatif.

Banyak pengguna berpikir, "Data saya sudah bocor sebelumnya, jadi tidak masalah," tapi tindakan ini bisa membuka risiko lebih besar lagi. Misalnya, jika kamu menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun atau mengunggah foto identitas di berbagai platform, besar kemungkinan datamu sudah ada di luar sana. Untuk mengecek apakah data sudah pernah bocor, layanan seperti Kaspersky bisa digunakan untuk memantau kebocoran data lewat email atau nomor telepon. Pengguna Kaspersky Premium bahkan bisa mendapat notifikasi jika ada tanda-tanda pencurian identitas.

 

Risiko Mengunggah Selfie dengan Kartu Identitas

Sayangnya, kita sering tidak tahu bagaimana perusahaan menyimpan data kita. Banyak perusahaan mengklaim keamanan data terjamin, tapi pengguna biasanya tidak mendapatkan informasi detil. Potret identitas bisa jadi "tambang emas" bagi penjahat siber yang bisa memanfaatkan foto untuk kejahatan, seperti mendaftarkan kartu SIM, menyamar dalam transaksi ilegal, atau membuat akun palsu.

Kaspersky menyebut, penjahat sering menjual kumpulan foto selfie dengan dokumen di pasar gelap untuk keperluan KYC (Know Your Customer) palsu. Maka, semakin banyak layanan yang meminta selfie ID, semakin besar risiko pencurian data yang mengancam.

 

Tips Mengurangi Risiko Selfie ID

Ada kalanya kita memang harus mengunggah selfie ID, entah untuk alasan pekerjaan atau akses layanan. Berikut beberapa tips untuk menjaga keamanan data:

  1. Pahami Kebijakan Privasi Perusahaan
    Sebelum mengirim selfie dengan identitas, periksa kebijakan privasi perusahaan. Pahami bagaimana data akan disimpan, berapa lama, dan dengan siapa data bisa dibagikan. Jika perlu, lakukan riset singkat apakah perusahaan pernah mengalami kebocoran data.

  2. Selidiki Riwayat Kebocoran Data Perusahaan
    Cek apakah perusahaan pernah mengalami kebocoran data. Jika iya, bagaimana mereka menanganinya? Cek ini di internet dengan mengetikkan nama perusahaan + “data leak”.

  3. Tambahkan Watermark di Foto
    Sebagai perlindungan tambahan, tambahkan watermark pada foto selfie. Cukup tambahkan teks semi-transparan yang menandakan untuk layanan tertentu. Ini bisa menyulitkan penjahat yang ingin menyalahgunakan fotomu.

  4. Unggah di Aplikasi atau Situs Resmi
    Hindari mengirim foto identitas melalui messenger atau email. Pastikan mengirim foto hanya lewat aplikasi atau situs resmi layanan tersebut.

  5. Hapus Foto Setelah Mengirim
    Jika kamu tidak punya aplikasi keamanan di perangkat, hapus foto setelah mengirimnya. Jangan lupa bersihkan foto dari galeri, pesan terkirim, dan folder "Recently Deleted" di ponsel.

  6. Periksa Riwayat Kredit Secara Berkala
    Hubungi bank untuk mengecek riwayat kredit secara rutin, atau gunakan layanan yang memberi notifikasi jika ada perubahan di riwayat kreditmu.

  7. Gunakan Proteksi Maksimal di Perangkat
    Manfaatkan aplikasi keamanan untuk melindungi semua perangkat dari ancaman pencurian identitas atau kebocoran data.

  8. Gunakan Pengelola Kata Sandi dan Penyimpanan Dokumen yang Aman
    Aplikasi Password Manager dan Identity Protection Wallet bisa menyimpan dokumen dan foto penting dengan aman dan terenkripsi, sehingga hanya kamu yang bisa mengakses.

  9. Evaluasi Keamanan Data dengan Manfaat Layanan
    Jika layanan meminta foto identitas tanpa alasan jelas, pertimbangkan ulang. Apakah manfaat layanan sepadan dengan risiko yang ada? Jangan pernah mengirim data pribadi hanya untuk imbalan atau keuntungan sesaat.

Selfie ID memiliki tujuan penting dalam proses verifikasi di era digital, terutama untuk mencegah penipuan. Namun, ada baiknya selalu mempertimbangkan apakah risiko yang mungkin terjadi sebanding dengan manfaat yang Anda dapatkan. Jika memungkinkan, pilihlah layanan yang menawarkan tingkat keamanan tinggi dan kebijakan privasi yang jelas.

Mengambil selfie dengan kartu identitas memang telah menjadi bagian dari berbagai prosedur verifikasi modern. Dengan mengikuti langkah-langkah keamanan di atas, Anda bisa melindungi diri dari risiko pencurian data serta penyalahgunaan identitas. Ingat, menjaga keamanan data pribadi adalah investasi jangka panjang yang bermanfaat untuk melindungi reputasi dan kenyamanan hidup Anda di dunia digital.


Bagikan artikel ini

Video Terkait