BSSN Tingkatkan Pemanfaatan Jaringan Digital di Ruang Siber
- Mathilda Gian Ayu
- •
- 27 Okt 2022 14.39 WIB
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan, pemanfaatan jaringan digital di ruangan siber telah menempatkan keamanan siber menjadi isu strategis di Indonesia.
Deputy IV of National Cyber & Encryption Agency in Charge of Cybersecurity and Encryption in Economic Sector Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Edit Prima mengatakan, saat ini ruang digital telah menjadi wahana untuk semua orang beraktivitas, baik untuk aktivitas sosial, ekonomi, politik, dan lainnya.
"Ruang siber yang dinamis dan berkaitan dengan perkembangan aspek ekonomi, sosial, politik dan keamanan, tentu membutuhkan pengelolaan maupun strategi yang tepat dalam pemanfaatan sekaligus pengamanannya,” kata Deputy Edit Prima, dalam acara Indonesia Cyber Security Conference 2022 di Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Terkait kegiatan ekonomi, Edit menyebutkan, pada 2021, transaksi ekonomi digital Indonesia sebesar US$ 70 miliar, dan diperkirakan pada 2025 mencapai lebih dari US$ 146 miliar.
Besarnya potensi ekonomi digital ini, lanjut Edit, juga berjalan seiring dengan besarnya potensi ancaman terhadap keamanan siber.
"Sebaliknya kita perlu sadari bahwa semakin tinggi pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pasti paralel dengan tingkat risiko dan keamanan siber,” ungkap Edit.
Edit menjelaskan, dengan perkembagan teknologi yang begitu masif, menyebabkan interdependensi berbagai sektor infrastruktur informasi digital nasional. Keberadaan interdependensi ini terdiri dari berbagai sektor yang meliputi sektor-sektor transportasi, pemerintahan, pelayanan publik, infromasi dan teknologi komunikasi serta energi.
"Sehingga serangan siber terhadap salah satu sektor tentu berdampak kepada sektor lainnya,” tambah Edit.
Melansir dari Beritasatu.com, terkait lanskap keamanan siber nasional, teranyar dia menyebutkan, anomali tarfik di Indonesia sejak Januari-Oktober 2022, tercatat sebanyak 901.780.432 anomali trafik. Tiga jenis anomali trafik yang paling tinggi, yaitu malware activity 56,08%, information leak 15,07%, serta trojan activity 10,45%.
"Dari hasil monitoring tersebut, BSSN tentunya berkoordinasi dengan seluruh stakeholder guna menangani anomali trafik, supaya tidak berdampak lebih luas lagi. Saat ini BSSN sedang menyusun konsep strategi kemanan siber nasional guna menjamin kemanan siber nasional. Strategi ini merupakan rumusan arahan kebijakan nasional dalam menggunakan seluruh sumber daya siber nasional untuk mewujudkan kemanan siber untuk memajukan kepentingan nasional,” tandas Edit.