DevSecOps 2024: Tantangan Keamanan di Era AI dan Otomatisasi
- Muhammad Bachtiar Nur Fa'izi
- •
- 2 jam yang lalu
Industri perangkat lunak terus berkembang, menghadirkan inovasi yang mengubah cara pengembangan aplikasi dan menjaga keamanannya. Di sisi lain, perubahan ini juga membawa tantangan baru, terutama bagi tim DevSecOps yang bertugas memastikan keamanan tetap selaras dengan laju pengembangan. Tahun 2024 menunjukkan bagaimana teknologi baru, khususnya AI, mengubah dinamika antara pengembang dan tim keamanan.
Laporan 2024 Global State of DevSecOps dari Black Duck memberikan gambaran menarik tentang bagaimana AI mempercepat pengembangan, tetapi juga memperlebar kesenjangan antara pengujian keamanan dan alur kerja pengembangan. Mari kita telusuri isu ini lebih santai, tapi tetap informatif.
Penggunaan AI: Memacu Kecepatan, Memicu Tantangan
Menurut laporan tersebut, lebih dari 90% organisasi kini menggunakan alat berbasis AI dalam pengembangan perangkat lunak. AI menawarkan efisiensi luar biasa, memungkinkan pengembang menulis kode dengan lebih cepat. Namun, AI juga memiliki kekurangan: kode yang dihasilkan sering kali kurang aman atau menyertakan pustaka pihak ketiga yang rentan. Ini menciptakan potensi risiko keamanan yang signifikan.
Ironisnya, meski banyak organisasi memahami risiko ini, tidak semuanya siap menghadapi dampaknya. Hanya 24% responden yang yakin dengan kebijakan dan proses pengujian mereka terhadap kode yang dihasilkan AI. Bahkan, ada kelompok kecil (6%) yang sama sekali tidak percaya diri untuk mengelola risiko tersebut. Ini menunjukkan adanya prioritas yang cenderung mengutamakan kecepatan pengembangan daripada keamanan.
Otomatisasi: Solusi atau Sekadar Pelengkap?
Otomatisasi telah menjadi bagian penting dalam pengujian keamanan. Alat-alat otomatis membantu menambahkan proyek ke antrean pengujian, dengan 38% organisasi melakukannya secara otomatis. Namun, masih ada 29% yang bergantung pada proses manual, yang tentu saja memperlambat integrasi keamanan ke dalam alur kerja.
Dengan pengembangan yang dibantu AI semakin cepat, ketergantungan pada otomatisasi tidak bisa dihindari. Sayangnya, hanya 9% responden yang mampu mengklaim cakupan pengujian 100% dari proyek mereka. Mayoritas lainnya hanya mencakup sebagian kecil, yang berarti banyak potensi risiko tetap tak terdeteksi.
Hambatan Keamanan di Era AI
Selain kurangnya cakupan pengujian, ada masalah lain: "kebisingan" dalam data keamanan. Alat AppSec sering kali menghasilkan ribuan peringatan, termasuk duplikasi dan konflik. Ini menyulitkan tim keamanan untuk menentukan ancaman mana yang benar-benar membutuhkan perhatian.
Sementara itu, meski sebagian besar (72%) merasa hasil pengujian mereka cukup mudah dipahami, hanya 20% yang benar-benar percaya diri bahwa mereka bisa segera menindaklanjutinya. Artinya, meski otomatisasi dan alat bantu ada, efektivitasnya belum maksimal.
Menghadapi Tantangan: Kunci Ada di Kolaborasi
Melihat tantangan ini, penting bagi organisasi untuk menyempurnakan pendekatan mereka terhadap DevSecOps. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Memperluas Cakupan Pengujian
Semua proyek, repositori, dan artefak harus masuk ke dalam proses pengujian. Dengan otomatisasi yang menyeluruh, tim keamanan dapat mengidentifikasi dan menangani risiko lebih cepat. - Meningkatkan Kerja Sama Antar Tim
Kolaborasi erat antara pengembang dan tim keamanan sangat penting. Loop umpan balik yang cepat memungkinkan penyesuaian kode dengan lebih efisien tanpa mengorbankan keamanan. - Mengintegrasikan AI ke Dalam Pengujian
Alat AI harus digunakan tidak hanya untuk pengembangan, tetapi juga untuk mendeteksi potensi kerentanan sejak dini. Dengan begitu, risiko dari kode yang dihasilkan AI dapat diminimalkan.
Laporan ini menggambarkan realitas bahwa banyak organisasi masih berada di tahap awal penerapan DevSecOps. Meskipun fondasinya sudah diletakkan, masih ada banyak ruang untuk perbaikan, terutama dalam memperluas cakupan pengujian dan memastikan keamanan mengikuti kecepatan pengembangan yang dipacu AI.
Di tengah arus inovasi yang deras, kunci keberhasilan ada pada keseimbangan. Dengan otomatisasi, kolaborasi, dan pengujian yang lebih baik, organisasi dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya bergerak cepat, tetapi juga tetap aman. AI memang membuka jalan menuju masa depan pengembangan yang lebih cepat, tetapi keamanan tidak boleh menjadi korban dalam proses ini.